Pengomposan dan Lubang Resapan Air Hujan di Pesantren Al Jadid

Santri Pesantren Al Jadid Surabaya membuat lubang resapan air hujan di belakang pondok mereka
Santri Pesantren Al Jadid Surabaya membuat lubang resapan air hujan di belakang pondok mereka

SURABAYA – Para santri Pesantren Al-Jadid Surabaya yang sedang tidak sekolah berkumpul di halaman belakang pondok pesantren mereka, Kamis (18/4), pada pembinaan lingkungan hidup Eco Pesantren bersama Tunas Hijau. Di tangan mereka terdapat linggis, tiga buah pipa dan alat bor lubang resapan. Setelah memilih lahan yang cocok untuk membuat lubang resapan, mereka mulai membuat lubang resapan di tempat pembuangan sampah pesantren. 

Tekstur tanah berlempung, tak membuat para santri berputus asa. Genangan air yang terdapat di dekat tempat sampah memudahkan para santri untuk membasahi lubang resapan. Dengan gelas mineral bekas untuk membasahi tanah yang akan dibuat lubang, mereka mulai membuat lubang resapan air hujan.

Lubang resapan yang telah dibuat selanjutnya diisi dengan sampah organik
Lubang resapan yang telah dibuat selanjutnya diisi dengan sampah organik

Pesantren yang terletak di daerah Sambikereb ini tiap harinya menghasilkan satu keranjang kecil sampah daun. Maklum, di sekeliling halaman pesantren, terdapat beraneka ragam tanaman. Mulai dari tanaman hias seperti anggrek, tanaman peneduh seperti sono hingga tanaman berbuah seperti mangga. Sayangnya, selama ini, sampah daun tersebut dibuang begitu saja di halaman belakang pesantren. Sampah daun tersebut bercampur dengan sampah plastik dan bungkus makanan. Di pesantren ini juga sulit menemukan tempat sampah sehingga sampah tercecer.

Ketika lubang resapan sudah selesai dibuat, para santri segera memilah sampah daun yang berada di tumpukan sampah. Beberapa helai daun pisang yang sudah menguning dan kering juga dicabut dan dimasukkan ke dalam lubang resapan.

Ntar, daripada sampah daunnya dibuang begini, lebih baik dimasukkan ke lubang resapan aja. Kalo misalnya ada sampah dapur yang gak kemakan juga bisa kok dimasukkan ke lubang resapan. Ntar kalo sudah penuh dan jadi kompos, komposnya tinggal diambil saja pake tangan, dirogoh gitu atau menggunakan bor ini juga,“ terang Rakhmah Ananda Nur Fadlilah, aktivis Tunas Hijau.

Poster Eco Pesantren yang berisi dampak kerusakan lingkungan hidup dan upaya yang bisa dilakukan
Poster Eco Pesantren yang berisi dampak kerusakan lingkungan hidup dan upaya yang bisa dilakukan

Tak hanya bersama para santri membuat tiga lubang resapan, Tunas Hijau juga membagikan poster Eco Pesantren 2013 ukuran A1, poster hemat air ukuran A3 dan dua poster hemat listrikukuran A3 kepada pesantren ini. Poster-poster tersebut sumbangan PT. Dharma Lautan Utama. Poster-poster tersebut segera ditempel di berbagai tempat. Poster Eco Pesantren 2013 ditempel di dinding luar kamar santri. Poster hemat air ditempel di dekat kolam ikan nila. Poster hemat listrik ditempel di kamar santri dan gudang. (ella)