Pesantren Al-Haqiqi Persiapkan Haul Dengan Nuansa Lebih Peduli Lingkungan
SURABAYA- Pesantren Al-Haqiqi Surabaya dalam waktu dekat akan mengadakan haul dalam rangka memperingati kematian Syekh Abdul Qodir Jailani sekaligus kematian pendiri pesantren yang berada di daerah Wonocolo itu. Saat haul, undangan berasal dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur. Berbagai persiapan pun mulai digelar. Mulai dari pembenahan tempat wudhu, pemasangan spanduk peringatan haul di mushola pesantren hingga pembenahan karpet sebagai alas untuk tempat sholat dan pengajian.
Agar peserta haul tetap peduli terhadap permasalahan lingkungan, berbagai poster peduli lingkungan hidup juga turut dipasang, Rabu (10/4), saat pembinaan lingkungan hidup Eco Pesantren bersama Tunas Hijau.
Poster Eco Pesantren yang berisi tentang berbagai permasalahan lingkungan hidup sekaligus upaya penanggulangannya dipasang di dinding depan kantor pengurus. Diharapkan, setiap tamu yang datang berkunjung akan tertarik untuk membaca pesan lingkungan hidup yang tertera di poster ukuran jumbo (A1) yang disponsori oleh PT. Dharma Lautan Utama tersebut. Di poster tersebut, terpampang beberapa foto yang menggambarkan keadaan bumi saat ini.
Poster peduli air juga dipasang di depan toilet dekat tempat wudhu. Di poster tersebut, nampak, kerumunan manusia yang memperebutkan setetes air. Bukti bahwa saat ini bumi sedang mengalami krisis air bersih. Harapannya, setiap orang yang berwudhu, akan ingat bahwa setiap tetesan air sangat berarti sehingga tidak boros dalam pemakaian air bersih, sekalipun air tersebut berasal dari sumur pesantren yang hingga kini belum pernah mengalami kekeringan. Dalam Islam pun menekankan bahwa perilaku boros merupakan salah satu sifat syaitan.
Tak hanya membagikan poster, Tunas Hijau juga menyerahkan bantuan ular tangga tema sampah ukuran 2 x 2 meter kepada pesantren ini. Pengadaan ular tangga karya Tunas Hijau itu disponsori juga oleh PT. Dharma Lautan Utama. “Diharapkan media permainan ini bisa menjadi alat untuk lebih memahami tentang sampah dan cara pengolahannya,” kata aktivis Tunas Hijau Rakhmah Ananda Nur Fadhila.
Setelah menerima bantuan media permainan dan edukasi ular tangga tema sampah itu, Akbar, Sahlan dan Syakib, ketiganya adalah santri Pesantren Al-Haqiqi, mencoba permainan yang berisi pengetahuan tentang sampah tersebut di kantor pesantren. Meski hanya bertiga, namun mereka tampak bermain dengan penuh keceriaan. Faiq Imauddin, pengurus pesantren, merasa senang karena kalangan pesantren diajak untuk turut serta menyelamatkan bumi. Tak lupa, Tunas Hijau memberi kiat-kiat mewujudkan pesantren peduli lingkungan hidup. (ella)