Tanam Pohon Akhiri Kemah Hijau SMA/SMK Surabaya

SURABAYA – Tanam pohon bersama 80 orang siswa SMA/SMK se Surabaya peserta Kemah Hijau menutup pelaksanaan kegiatan 2 hari itu di SMKN 10 Surabaya, Minggu (21/4). Tanam pohon itu sebagai wujud komitmen peserta untuk menjaga lingkungan hidup dengan aksi nyata. 

Tanam pohon dilakukan peserta Kemah Hijau siswa SMA/SMK se Surabaya di SMK Negeri 10 Surabaya, Minggu (21/4)
Tanam pohon dilakukan peserta Kemah Hijau siswa SMA/SMK se Surabaya di SMK Negeri 10 Surabaya, Minggu (21/4)

Terik matahari pun bukan menjadi halangan bagi mereka untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan hidup. Hal ini pun menjadi pengalaman berbeda bagi mereka saat harus tanam pohon di siang hari. Seperti yang disampaikan Desi Arianing Arum, siswa SMAN 15, yang menyampaikan ungkapan senangnya bisa menanam pohon bersama teman-teman barunya.

“Meskipun terik matahari, kalau untuk lingkungan sih saya enggak masalah. Apalagi kegiatannya tanam pohon sama teman-teman baru jadi lebih menarik,” ujar Desi Ariyaning Arum, peserta terbaik dalam Kemah Hijau ini.  Sebanyak 5 pohon ditanam langsung sebagai bentuk komitmen mereka selama mengikuti Kemah Hijau ini.

Beragam ekspresi pun muncul dalam tanam pohon ini. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Ryan Ananta Yoesefine, siswa SMAN 13 ini, yang tanpa lelah menanam pohon keben bersama kelompoknya. Dengan menggunakan cangkul, siswa terbaik kedua Kemah Hijau ini memasukkan tanah dan kompos ke dalam lubang yang sudah dibuat.

5 pohon tersebut diantaranya adalah pohon keben, tabebuya, sapu tangan dan durian. Tidak hanya menanam pohon,  mereka juga memperhatikan sampah yang dihasilkan saat menanam pohonnya. Seperti yang dilakukan Muhammad Hidayatullah, siswa SMKN 10, yang mengajak teman-temannya untuk tidak melupakan polibag sisa dari pohon yang tadi diambil.

Pohon keben, tabebuya, durian dan sapu tangan ditanam oleh peserta Kemah Hijau di SMKN 10
Pohon keben, tabebuya, durian dan sapu tangan ditanam oleh peserta Kemah Hijau di SMKN 10

“Teman-teman jangan lupa polibagnya dibawa terus dibuang ke tempat sampah ya,” ujar Hidayatullah, kader lingkungan kelas 11 ini. Lebih lanjut Hidayatullah menerangkan bahwa sering kali, setiap kali kegiatan tanam pohon, selalu meremehkan polibag bekas pohonnya. “Dan akhirnya polibag tersebut hanya akan menambah jumlah sampah baru di lokasi penanaman,” imbuhnya.

Harapan besar pun muncul dari peserta Kemah Hijau yang berlokasi di daerah Keputih terhadap pohon yang mereka tanam. Seperti yang diungkapkan oleh Maysarah Octavia Nur, siswa SMA Ta’miriyah, mengharapkan pohon yang ditanamnya bersama teman-temannya ini bisa besar 2 – 3 tahun lagi.

“Saya jarang sekali mendapat kesempatan untuk tanam pohon. Terakhir kali tanam pohon itu sewaktu saya masih SMP,” jelas Maysarah. Lain halnya dengan Eka Nanda, siswa SMAN 8 yang menginginkan tanam pohon juga digelar di sekolahnya. “Kak, saya ingin diadakan tanam pohon di sekolah saya, karena sekolah saya masih kurang penghijauannya,” ucap Eka Nanda, siswa kelas 10. (ryan)