Lubang Resapan di Pesantren Sholahuddin Tidak Terawat
SURABAYA – Keberadaan satu-satunya lubang resapan yang terdapat di Pesantren Sholahuddin Surabaya tampaknya tidak dirawat oleh para santri. Hal ini ditemukan saat evaluasi lapangan Eco Pesantren 2013 yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup dengan Tunas Hijau, Senin (6/5). Empat orang dari BLH sedang tiga orang lainnya dari Tunas Hijau tergabung dalam tim evaluasi lapangan itu.
Lubang resapan yang dibuat dengan susah payah tersebut berada di samping rumah penjaga sekolah. Maklum, pesantren yang terletak di dekat Universitas Kristen Petra tersebut jadi satu dengan SMP dan SMA Bina Bangsa. Pesantren ini hanya aktif pada malam hari karena dari pagi hingga sore, para santri masih berada di sekolah untuk belajar. Santri putri hanya sekitar 7 orang sedangkan santri putra berjumlah sekitar 12 orang.
Lubang yang hanya sedalam sekitar 50 cm tersebut saat dilakukan evaluasi lapangan, terdapat dua bungkus plastik es dan tiga sedotan merah. Setelah disingkirkan, tampak berbagai geragal menutupi lubang yang seharusnya berisi sampah organik tersebut. Tak tampak sama sekali sampah organik dalam lubang. Jumlah lubang yang seharusnya bisa diperbanyak sendiri oleh pihak pesantren pun tidak dilakukan.
Berbagai upaya penghematan air, listrik dan kertas juga masih belum dilaksanakan pleh warga pesantren. Selama ini, pengurus pesantren hanya menganjurkan para santri untuk hemat listrik, air dan kertas secara lisan. Belum ada peraturan tertulis mengenai upaya penghematan air. listrik dan kertas. Tim khusus yang menangani permasalahan lingkungan juga belum dibentuk. Akibatnya, banyak sampah yang berserakan di halaman pesantren. (ella)