Penghematan Energi di Pesantren Mambaul Falah

SURABAYA – Upaya penghematan energi mendapat perhatian cukup serius oleh Pesantren Mambaul Falah. Hal tersebut disampaikan oleh Ali Mahfud, pengelola pondok pesantren ini, saat evaluasi lapangan program Eco Pesantren yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya dan Tunas Hijau, Senin (6/5). 

Penampungan sampah plastik di Pesantren Mambaul Falah Surabaya
Penampungan sampah plastik di Pesantren Mambaul Falah Surabaya

Upaya penghematan tersebut ditunjukkan melalui banyaknya poster himbauan peduli lingkungan seperti penghematan energi listrik. “Tidak hanya sekedar slogan saja, biasanya kami selalu mematikan penggunaan energi listrik yang sudah tidak diperlukan. Contohnya, sewaktu kami tidak menggunakan laptop atau lampu ya kami matikan, Mas,” ujar Ali Mahfud.

Poster lingkungan pemberian Tunas Hijau dan PT. Dharma Lautan Utama tentang penghematan air benar-benar menjadi pemicu dilakukannya gerakan penghematan air. Menurut penuturan Ali Mahfud, sejak kedatangan Tunas Hijau untuk pembinaan Eco Pesantren, santrinya lebih aktif untuk melakukan upaya penghematan energi dan air.

“Tanpa harus diminta, mereka juga sudah mulai sadar untuk menghemat energi dan air. Salah satu contohnya, saat siang hari mematikan lampu dan kipas yang masih menyala,” ucap Ali Mahfud. Upaya penghematan airpun dilakukan dengan membuat jadwal piket pengecekan kamar mandi. “Kalau air kran di kamar mandi sudah penuh ya segera kami matikan tanpa menunggu diperintah atau jadwal piket yang ada,” imbuhnya.

Poster himbauan hemat energi di Pesantren Mambaul Falah
Poster himbauan hemat energi di Pesantren Mambaul Falah

Tidak hanya upaya penghematan energi saja, upaya pemisahan sampah pun sudah mulai diterapkan santri di pondok. Secara bertahap upaya pemisahan sampah ini difokuskan pada sampah botol dan gelas plastik. “Kami juga biasa mengumpulkan sampah gelas dan botol plastik untuk kemudian dijual kepada pengepul. Hasilnya kami buat untuk kegiatan pondok pesantren,” ucap Ali Mahfud.

Lebih lanjut, setiap harinya sebanyak 2 kg sampah botol dan gelas plastik dikumpulkan. Menurut Ali Mahfud, pemisahan sampah ini hanya dikhususkan untuk sampah gelas dan botol plastik karena jumlah volume sampah yang dihasilkan lainnya tidak terlalu banyak. “Sebagian besar sampah yang ada adalah sampah botol dan gelas plastik,” ungkap Ali Mahfud. (ryan/ro)