Pesantren Nurul Khoir Sudah 5 Lubang Resapan, Sholahudin 3 Lubang Resapan

SURABAYA – Sedikit demi sedikit menuju perilaku ramah lingkungan di pondok pesantren nampak di Pondok Pesantren Nurul Khoir. Mereka telah memulai melangkah maju untuk memperbaiki lingkungan mereka. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya 5 lubang resapan yang tertanam di pondok mereka. Fakta tersebut disampaikan saat evaluasi lapangan Eco Pesantren oleh Tunas Hijau dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya, Senin pagi (6/5). 

Pembibitan tanaman di Pesantren Nurul Khoir Surabaya
Pembibitan tanaman di Pesantren Nurul Khoir Surabaya

Pada evaluasi lapangan itu, mereka menunjukan semua kegiatan yang sudah mereka lakukan selama beberapa bulan terakhir. Informasi tersebut disampaikan oleh Zilham Vieri Aksanul Kholiq, santri Pondok Pesantren Nurul Khoir. Menurutnya, upaya untuk pembiasaan berperilaku ramah lingkungan sudah mulai diterapkan oleh pesantrennya. “Kami kapan lalu sudah buat 5 lubang resapan,” tutur Zilham Vieri. Menurutnya, hanya 5 lubang resapan tersebut yang masih bisa mereka buat.

“Kami kesulitan lahan, karena hanya memiliki lahan sempit seperti ini,” lanjutnya. Namun, untuk kegiatan lingkungan mereka sudah melaksanakan kerja bakti di pesantren. Menurut keterangan Abdul Qoyyum, pengasuh pesantren, mereka memiliki agenda rutin untuk melaksanakan kegiatan lingkungan hidup. Mereka memilih Jum’at dan Minggu untuk membersihkan pesantren mereka hingga jalanan yang mereka miliki. “Kami selalu membersihkan jalan-jalan ini dengan isi pesantrennya setiap Jum’at dan Minggu,” terang Abdul.

Lubang resapan biopori di Pesantren Nurul Khoir Surabaya
Lubang resapan biopori di Pesantren Nurul Khoir Surabaya

Seakan sedikit tertinggal dari perubahan yang terjadi di Pesantren Nurul Khoir, Pondok Pesantren Sholahudin tetap memiliki ketahanan tersendiri. Mereka memiliki program-program pesantren yang masih mereka jalankan. Misalnya pemilahan sampah dan pembuatan lubang resapan biopori. Informasi tersebut disampaikan oleh Sanuri, pengurus Pesantren Sholahudin.

Dia menjelaskan bahwa pemilahan sampah masih tetap dilaksanakan walaupun hanya dilakukan oleh penjaga kantin mereka. “Untuk sampah kami masih jadi 1, tetapi biasanya dipilah oleh petugas kantin kami,” tutur Sanuri.

Menurut Sanuri, kegiatan lingkungannya belum bisa terlaksana terlalu jauh karena menjadi 1 dengan sekolah. “Kami juga tidak sempat mengurus kegiatan karena kami juga memfokuskan diri untuk sekolahan ini,” lanjut Sanuri. Namun, mereka tetap berupaya untuk melaksanakan semua program yang diberikan saat pembinaan Eco Pesantren yang dilakukan bersama Tunas Hijau.

Poster-poster himbauan peduli lingkungan hidup di Pesantren Sholahudin Surabaya
Poster-poster himbauan peduli lingkungan hidup di Pesantren Sholahudin Surabaya

Diantara hasil yang dapat terlihat adalah adanya beberapa lubang resapan yang tertanam di halaman mereka. “Kami tetap berupaya untuk terus melaksanakan perubahan lingkungan meski banyak kendala yang kami hadapi,”ucap Sanuri.

Untuk itu, mereka berharap agar pembinaan lingkungan hidup secara rutin bisa terus dilaksanakan. “Kami beruntung karena sudah ada pembinaan terlebih dahulu, walaupun belum maksimal,” terangnya. Dia juga menambahkan bahwa kegiatan tersebut juga perlu ditambahkan lagi waktunya agar maksimal hasilnya. “Kemarin terakhir kami hanya membuat 2 tambahan lubang resapan biopori yang sudah diajarkan kepada kami,” terangnya lebih lanjut. (ali/ro)