4 Mahasiswa Universitas Brawijaya Praktek Kerja Nyata dan Belajar Lingkungan di Tunas Hijau
Surabaya – Mulai Hari ini, Senin(24/06) Keempat Mahasiswi Universitas Brawijaya Jurusan Hubungan Internasional memulai Praktek Kerja Nyata (PKN) di Tunas Hijau.
Berbagai kegiatan lingkungan pun sudah langsung mengawali hari pertama mereka, seperti pengomposan, pembibitan tomat melalui Urban Farming, pembuatan lubang resapan biopori dan pengolahan sampah kertas. Menurut penuturan Satuman, aktivis Tunas Hijau bahwa untuk bisa mengenal lingkungan harus diajak untuk melakukan aksi peduli lingkungan.
“Kalau kalian ingin mempelajari lingkungan hidup, kalian harus berani mencoba untuk melakukan aksi peduli lingkungan seperti membuat kompos, biopori dan urban farming ini,” ucap Satuman kepada keempat mahasiswa ini. Mengawali kegiatan mereka, Satuman mengajak mereka untuk membuat lubang resapan biopori di sekitar masjid depan markas Tunas Hijau.
Menurut Oktania Wulan Sari, mahasiswa semester 6 ini mengungkapkan bahwa lubang resapan biopori ini sesuai dengan mata kuliahnya yakni Political Ecology. “Memadukan materi biopori dengan Political Ecology ini, mempelajari tentang sanitasi air jadi sesuai dengan kompetensi saya mas. Saya baru mengerti ternyata biopori ini juga bisa menangkap air hujan untuk diresapkan di lapisan tanah terdalam,” ucap Oktania.
Tidak hanya biopori saja, mereka juga diajak untuk melakukan pembibitan tomat melalui pola urban farming. Dengan rasa penasaran dan penuh semangat, satu persatu mereka pun mencoba untuk melakukan pembibitan tomat menggunakan media polibag. Berbagai ekspresi pun dilontarkan oleh keempat mahasiswa tersebut, salah satunya adalah Avitia Rahayu, mahasiswa semester 6 ini mengatakan bahwa ternyata untuk bisa menikmati buah tomat harus melalui proses pembibitan yang panjang dan susah.
“Saya baru tahu kalau tomat itu ternyata proses untuk bisa menjadi buah sangat panjang, perlu perlakuan khusus dengan menyiramnya 2 kali sehari dan memberi nutrisi seperti pupuk kompos secara berkala,” ucap Avitia Rahayu sambil mencoba membibit tanaman tomat. Belum merasa puas, Tunas Hijau mengajak mereka untuk mengayak kompos milik Tunas Hijau yang sudah masuk masa panen.
Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, mereka langsung diajak untuk mengayak pupuk kompos. “Kalau membuat kompos, hanya perlu ditumpuk dengan sampah organik seperti daun kering dan sampah dapur seperti sayuran yang diambil dari pasar terdekat,” ucap Satuman, aktivis Tunas Hijau. lebih lanjut, mereka pun dengan cekatan mengayak pupuk kompos sampai hasil kompos yang halus.
Diakhir kegiatan hari pertama, Tunas Hijau mengajak mereka untuk mengolah sampah kertas bekas menjadi kertas baru. Pengalaman pertama ini tidak disia-siakan oleh keempat mahasiswa untuk mencoba hal baru. “Ini pertama kalinya kami membuat kertas baru dari kertas bekas, ternyata saya banyak belajar untuk tidak menggunakan kertas semena-mena karena kertas berasal dari pohon. Satu pohon ternyata bisa untuk 1 rim kertas,” ucap Oktania Wulan Sari. (nia/ryan)