Es Kuping Kepo SMPN 23 Bikin Guru dan Pelajar SMK Seri Bestari Ketagihan
SURABAYA – Es Kuping Kepo atau lebih akrab disebut es kulit pisang kepo yang turut mengantarkan SMPN 23 meraih gelar jawara program Eco-preneur 2013, tampaknya mampu menarik hati 19 orang pelajar dan guru rombongan SMK Sri Bestari Kuala Lumpur, Malaysia.
Kunjungan sekolah yang berlabel Eco School bersama Tunas Hijau ke SMPN 23 ini adalah untuk belajar program lingkungan hidup yang digalakkan, Selasa (4/6). Mereka terkejut, tidak menyangka bahwa ternyata siswa di Surabaya begitu kreatif bisa mengubah kulit pisang menjadi minuman yang enak.
Seperti yang disampaikan oleh Shamsul Mumtaza, guru pendamping SMK Sri Bestari, yang kagum dengan kreatifitas siswa Surabaya dalam bidang lingkungan. “Olahan semacam ini saya tidak pernah jumpai di Malaysia. Pembeda antara siswa Surabaya dan siswa sekolah saya adalah dari kreativitasnya,” ucap Shamsul Mumtaza.
Lebih lanjut, rombongan Malaysia ini seperti ketagihan dengan minuman es Kuping Kepo, mereka pun tak segan-segan untuk minum es olahan itu lagi. Bahkan mereka pun berencana untuk membuat es kulit pisang kepo itu, kemudian dijual kepada teman-temannya di Malaysia.
Dalam kunjungannya ke sekolah jawara Eco-preneur 2013 ini, rombongan pelajar dan guru Malaysia ini diajak untuk melakukan dua aktivitas lingkungan, tanam pohon dan membuat lubang resapan biopori. Mereka tampak antusias dalam mengikuti kegiatan lingkungan yang menjadi pengalaman pertama mereka di Surabaya.
Sebanyak 10 tanaman pucuk merah dipersiapkan oleh kader lingkungan SMPN 23 ini dengan penuh semangat ditanam oleh 7 orang pelajar SMK Sri Bestari ini. Nadia Izzati, pelajar 16 tahun, tampak begitu antusias menanam beberapa tanaman pucuk merah ini.
“Semoga kalau nanti saya kembali lagi ke sekolah ini, tanaman ini bisa tumbuh semakin tinggi. Karena ini adalah pengalaman yang menarik dan pertama untuk saya,” ucap Nadia Izzati setelah menanam pucuk merah.
Lain halnya dengan tim pelajar putra yang sedang susah payah mencoba membuat lubang resapan biopori bersama kader lingkungan SMPN 23 ini. Setelah mencoba membuatnya, mereka baru mengetahui bahwa membuat lubang resapan biopori ini bisa mengurangi genangan air atau banjir.
“Susah sangat membuat lubang biopori ini, tetapi manfaatnya sungguh banyak selain untuk mengurangi banjir, biopori ini juga bisa untuk membuat kompos. Saya akan mencoba membuat sendiri di sekolah setelah saya pulang,” ucap Tham Jia Sheng, pelajar berusia 16 tahun. Antusiasme yang tinggi membuat mereka diajak untuk melihat green store Kenanga yang menjual berbagai macam hasil kebun SMPN 23.
“Di green store Kenanga ini, kami menjual berbagai macam produk ramah lingkungan, seperti es pisang kepo, daun salam, daun kenanga dan produk lainnya yang berjumlah sebanyak 9 produk lingkungan,” ucap Kun Mariyati, guru pembina lingkungan hidup SMPN 23.
Sementara itu, ungkapan bangga diutarakan oleh Elly Dwi Pudjiastuti, kepala SMPN 23, yang senang sekolahnya bisa dikunjungi oleh beberapa pihak dari luar negeri. “Saya bangga dengan prestasi yang dibuat oleh anak-anak kader lingkungan. Berkat lingkungan hidup, sekolah kami banyak dikunjungi tamu dari luar negeri. Sebelum dari Malaysia ada pejabat dari Amerika Serikat dan sekolah dari Jepang,” ucap Elly Dwi Pudjiastuti. (ryan/ro)