SMK Sri Bestari Kuala Lumpur Kunjungi Kampung Jambangan
SURABAYA – Kampung Jambangan RT 07 RW III, yang merupakan salah satu kampung Jawara Surabaya Green and Clean 2012, menjadi jujukan 19 orang pelajar dan guru dari SMK Sri Bestari Kuala Lumpur, Malaysia, dalam kunjungan lingkungan yang digelar bersama Tunas Hijau, Selasa sore (4/6).

Rombongan pelajar dan guru SMK Sri Bestari Kuala Lumpur, Malaysia, menyaksikan cara kerja instalasi pengolahan air limbah di kampung RT 07 RW III Jambangan, Surabaya
Dipilihnya kampung Jambangan ini karena mereka memiliki banyak keunggulan program lingkungan yang masih berjalan. Diantaranya adalah program pengomposan, urban farming, pengolahan air limbah atau sering disebut IPAL dan bank sampah. Menurut salah satu guru SMK Sri Bestari, Syach Wani, kegiatan di kampung ini perlu dicontoh dan yang paling penting bagaimana kemandirian mereka dalam mengolah sampah.
Ditemui oleh fasilitator lingkungan Jambangan, 19 orang rombongan pelajar dan guru dari SMK Sri Bestari Malaysia ini diajak berkeliling melihat isi kampung bersama dengan ketua RT setempat. Mereka lantas terkejut melihat banyaknya tong komposter yang diletakkan di lahan kosong.
Menurut Bagus, ketua RT, program pengomposan menggunakan tong komposter ini sudah berjalan lama. Keberadaan tong komposter ini dikelola oleh dua rumah. “Satu tong komposter ini dirawat oleh dua sampai tiga rumah. Jadi tidak heran, di kampung kami banyak didapati tong-tong komposter,” ucap Bagus kepada Shamsul Mumtaza, guru pendamping SMK Sri Bestari.

Tidak hanya kagum dengan pengolahan sampah organiknya, mereka pun juga terpana melihat sistem kerja bank sampah yang dimiliki oleh warga RT 07 ini. Disampaikan oleh Dewi Kusumawati, salah satu pengurus bank sampah, bahwa setiap minggu sekali, setiap keluarga menyetorkan sampah keringnya kepada petugas bank sampah.
“Kalau di bank sampah ini berbeda dengan bank uang. Kalau di bank uang, nasabahnya membawa uang. Kalau di bank sampah, nasabahnya membawa sampah kering yang sudah mereka kumpulkan sebelumnya di rumah,” ucap Dewi Kusumawati.
Tidak hanya sekedar menyetorkan sampah saja, aktivitas bank sampah milik RT 7 ini juga melakukan berbagai kreativitas daur ulang sampah kering. “Dari bank sampah, barang-barang yang tidak layak jual kami manfaatkan untuk dibuat daur ulang berbagai macam barang seperti, kotak pensil, kotak tisu, jepit, bros dan bando daur ulang,” ucap kader lingkungan RT 7.
Melihat bagusnya karya daur ulang ibu-ibu PKK ini membuat rombongan Malaysia ini berburu membeli barang tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Arif Muzafar, siswa SMK Sri Bestari, ini tampak semangat memilih barang daur ulang yang akan dibeli. “Barang daur ulang ini tak ada di Malaysia, makanya saya beli,” ucapnya.
Di akhir kunjungan di kampung jawara SGC 2012 ini, mereka diajak untuk melihat pengolahan air sumur dan pengolahan limbah air. Dalam instalasi pengolahan air limbah ini, kader lingkungan ini menunjukkan cara kerja IPAL yang terbuat dari drum-drum besar sampai pada tahapan bisa dikonsumsi.
“Nah, pengolahan air ini menggunakan bahan air sumur, diolah menjadi beberapa tahap penyaringan kuman dan bakteri, sampai saat keluar dari keran, air tersebut bisa dikonsumsi,” ucap Soejono. Sontak hal ini membuat pelajar SMK Sri Bestari ini berebut untuk mencoba mengkonsumsi air hasil dari IPAL tersebut. “Wah, ternyata rasanya seperti dengan air mineral yang kita minum sehari-hari, ditambah lagi tidak berbau airnya,” ucap Liew Sien Rick, siswa usia 16 tahun SMK Sri Bestari. (ryan/ro)