SMPN 23 Surabaya dan SMK Sri Bestari Kuala Lumpur Sukseskan Gerakan Sejuta Lubang Resapan di Jalur Hijau Kenjeran
SURABAYA – Gerakan sejuta lubang resapan biopori di taman terus digalakkan oleh Tunas Hijau bersama DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Surabaya dengan melibatkan pelajar sekolah-sekolah. Melanjutkan gerakan sejuta lubang resapan biopori sebelumnya, pembuatan lubang resapan biopori yang sama pun dilakukan di jalur hijau jalan Ir. Soekarno daerah Kenjeran, Jumat (7/6).
Dengan melibatkan 15 orang siswa SMPN 23 dan 19 orang pelajar plus guru SMK Sri Bestari Kuala Lumpur, Malaysia, Tunas Hijau sedikitnya 250 lubang resapan biopori tertanam dalam tanah taman tersebut. “Pembuatan lubang resapan biopori di taman-taman ini untuk mengefektifkan penyerapan air ke dalam tanah dan menyuburkan tanah taman,” kata aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni.
Dalam kegiatan ini, mengawali pembuatan lubang resapan ini, Tunas Hijau tampak kesulitan untuk menembus lapisan tanah terdalam. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Satuman, aktivis senior Tunas Hijau yang harus menggunakan linggis untuk bisa memecah batu di dalam lubang yang dia buat. “Tanah di daerah jalur hijau ini tidak semuanya itu bisa dengan mudah dibor dengan alat bor biopori. Khusus di dekat jalur putar balik, kandungan tanah di dalamnya terdapat bekas tanah cor-coran atau semenan, jadi harus dibantu dengn linggis untuk menembusnya,” ucap Satuman.
Pemandangan yang tidak biasa terjadi dalam gerakan lubang resapan biopori ini, dalam satu lubang dikerjakan oleh satu orang siswa dari SMPN 23 dan satu orang lagi dari SMK Sri Bestari. Untuk bisa mencapai target sebanyak 250 lubang resapan, Tunas Hijau mengajak rombongan Malaysia ini membuat 5 lubang resapan biopori masing-masing siswa. “Setiap orang harus membuat minimal 5 lubang resapan biopori, kemudian lubang resapan biopori itu diisi dengan sampah organik atau daun yang sudah dikumpulkan,” ucap Anggriyan.
Beragam respon disampaikan oleh masing-masing siswa perwakilan sekolah. Diantaranya Arlinda Muthia, siswa kelas 8 SMPN 23, yang mengaku senang bisa membuat lubang resapan biopori sebanyak 10 lubang. “Selain bisa membuat 10 lubang, saya juga senang karena bisa berkegiatan bersama dengan kakak-kakak SMK Sri Bestari yang kemarin sudah berkunjung ke sekolah saya,” kata Arlinda sambil membuat lubang resapan biopori.
Tham Jia Sheng, siswa SMK Sri Bestari, mengatakan bahwa gerakan biopori di jalur hijau merupakan hal baru yang ditemuinya. Sebelumnya dirinya pernah membuat lubang biopori di taman SMPN 23. “Ini pengalaman pertama saya, ternyata di Surabaya gerakan lubang resapan biopori ini malah dilakukan oleh pelajar, bukan orang-orang tua. Meskipun tangan saya terasa sakit, namun itu memang harga yang saya dapatkan demi mensukseskan program Gerakan Sejuta Lubang Resapan,” ucap Tham Jia Sheng. Dirinya berniat menceritakan pengalaman membuat biopori dan akan diterapkan di sekolah. (ryan/ro)