Tunas Hijau Ajak Siswa SDN Sumur Welut III Pengomposan dan Lubang Resapan
SURABAYA – “Mengapa bumi diciptakan hanya satu saja?” tanya Anggriyan, aktivis Tunas Hijau kepada sedikitnya 50 orang siswa SDN Sumur Welut III. Pertanyaan tersebut mengawali digelarnya pembinaan lingkungan hidup dalam kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) mahasiswa Universitas Airlangga bersama Tunas Hijau di sekolahnya, Selasa (16/07).
Dengan penuh antusias, Wulan Dwi Nurmala menjawab bahwa bumi hanya diciptakan satu supaya manusia bisa menjaga dan merawatnya. “Kalau bumi diciptakan satu berarti bumi harus dijaga dan dirawat kak, tidak boleh dirusak,” ucap Wulan Dwi Nurmala, siswa kelas 6 ini sambil tersenyum.
Dalam pembinaan lingkungan ini, Tunas Hijau mengajak mereka untuk langsung belajar materi lingkungan diantaranya pengomposan dan pembuatan lubang resapan biopori. Hal ini disampaikan oleh Nur Khusnah, simpatisan lingkungan Brawijaya. “Siapa yang hari ini mau belajar tentang pengomposan dan lubang resapan biopori?” ujar Nur Khusnah.
Tawaran baik inipun lantas mendapat antusias yang tinggi dari siswa kelas 6 ini. Seperti saling berebut materi, Rieka Nur Febrianti, siswa kelas 6 ini mengungkapkan bahwa mereka ingin mendapatkan kedua-duanya. “Kak, kami pingin dapat materi kedua-duanya jadi ya kita bagi kelompok saja,” ucap Rieka Nur Febrianti.
Dengan berbekal alat bor lubang resapan biopori ini, Nur Khusnah mengajak separuh jumlah siswa ini untuk membuat lubang resapan di sekolahnya. “Sekolah kalian sering banjir nggak teman-teman?. Kalau sering banjir, kakak akan ajak kalian untuk belajar plus membuat lubang resapan biopori untuk menangkap air hujan agar tidak banjir,” terang Nur Khusnah.
Ajakan inipun menaikkan semangat mereka untuk langsung mencoba membuat lubang resapan di sekotar area taman sekolah. “Setelah selesai lubangnya, nah langkah selanjutnya adalah mengisi daun-daunan kering sebagai makanan cacing didalam tanah yang nantinya akan membuat jalan resapan airnya,” ujar Nur Khusnah.
Berbagai respon pun diungkapkan oleh siswa, salah satunya Aulia Putri, siswa kelas 6 ini menyatakan bahwa ngebor lubang resapan mengasyikkan. “Ngebor tanah kayak gini asyik banget lho kak. Yang sering kesini ya biar bisa ngebor lubang biopori lagi.” Seru Aulia Putri, salah satu siswa kelas 6 SDN Sumur Welut III di sela-sela mengebor tanah.
Tidak hanya pembuatan lubang resapan saja, materi pengomposan pun diikuti oleh siswa dengan penuh semangat dan antusiasme yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari kesadaran mereka yang langsung mencari sampah organik sisa makanan yang ada di sekolah.
Dijelaskan oleh Anggriyan, aktivis Tunas Hijau bahwa dalam pengomposan menggunakan keranjang komposter ini, dibutuhkan kedisiplinan dalam merawat. “Karena pengomposan ini,diisi oleh sampah sisa makanan yang ada di sekolah. Kalau setiap hari dirawat dan diisi oleh sampah organik atau sisa makanan, maka 2 bulan kedepan komposnya sudah bisa dipanen,” ucap Anggriyan.
Pesan tersebut membuat mereka tampak antusias saat mencari sampah sisa makanannya. “Kak, ini kak saya sudah dapat sisa makanannya terus ini diaduk di keranjang komposnya ya,” ucap Eka Fadea, siswa kelas 6. Mereka berencana untuk terus menerapkan materi pengomposan dan lubang resapan biopori tersebut di sekolah dengan membuat jadwal piket perawatan keranjang komposter (Khusnah/ryan)