Ajak Siswa Baru SMPK St. Stanislaus 1 Pengolahan Sampah Kertas dan Lubang Resapan di Taman Flora

SURABAYA – Gelak Tawa puluhan orang siswa SD lantang terdengar dari pendopo Taman Flora Bratang, Rabu (17/07). Suara tersebut berasal dari 58 orang siswa baru SMPK St. Stanislaus 1 yang mengikuti kegiatan terakhir Layanan Orientasi Siswa (LOS) bersama Tunas Hijau dalam pembinaan lingkungan hidup.

Berbagai kegiatan lingkungan hidup diberikan Tunas Hijau kepada calon siswa sekolah jawara Surabaya Eco School 2011 ini. Diantaranya pengolahan sampah kertas bekas menjadi baru, lubang resapan dan permainan tradisional. Menurut Satuman, aktivis Tunas Hijau pengenalan lingkungan bagi peserta didik baru ini agar sejak awal mereka diberi pandangan bahwa sekolah barunya adalah sekolah ramah lingkungan.

HEMAT KERTAS HEMAT POHON : Peserta LOS mencoba membuat kertas daur ulang dari kertas bekas
HEMAT KERTAS HEMAT POHON : Peserta LOS mencoba membuat kertas daur ulang dari kertas bekas

Dimulai dengan materi pengolahan sampah kertas ini, Purbosari, aktivis Tunas Hijau mengajak peserta didik yang berasal dari berbagai SD ini untuk mengolah sampah kertas bekas menjadi kertas baru. Mendapatkan pengetahuan baru, mereka pun tampak antusias melihat setiap proses pembuatan kertasnya.

“Pengolahan kertas ini adalah upaya untuk menghemat kertas. Karena kertas terbuat dari pohon, jadinya kalau boros kertas sama saja dengan menebang pohon,” ucap Purbosari sambil menawarkan peserta LOS untuk mencobanya. Ajakan inipun disambut dengan semangat olehh peserta didik baru ini.

LUBANG RESAPAN : Sejenak peserta didik baru dianak untuk membuat lubang resapan di area taman flora
LUBANG RESAPAN : Sejenak peserta didik baru dianak untuk membuat lubang resapan di area taman flora

Kesempatan mencoba ini tidak disia-siakan oleh Fransisca Diana, peserta didik dari SDK St. Angela ini mencoba membuat kertas daur ulang sendiri. Menurut Fransisca Diana ini mengasyikkan bisa membuat kertas daur ulang yang berasal dari kertas bekas ini. “Seru kak rasanya bisa membuat kertas baru. Saya jadi kepingin buat sebanyak-banyaknya kemudian saya jadikan notebook nanti kak,” ucap Fransisca sambil tersenyum.

Lebih lanjut, Tunas Hijau mengajak peserta didik baru ini untuk membuat lubang resapan biopori didalam area Taman Flora Bratang. Menurut Satuman, aktivis Tunas Hijau materi lubang resapan ini diberikan agar mereka mengenal lebih dekat tentang lingkungan. “Kami juga ingin menunjukkan bahwa perlunya membuat lubang resapan biopori agar tidak banjir,” ucap Satuman.

Penuh antusias, mereka pun mencoba membuat lubang resapan biopori tersebut di taman dekat pendopo utama Taman Flora. Tanpa kenal lelah, Fransisca Diana bersama temannya memutar bor bioporinya. “Wah kak, ini pengalaman pertama saya, tetapi ini kegiatan yang mengasyikkan membuat saya ketagihan pingin buat di sekolah baru nanti,” ucap Fransisca.

Tidak hanya memberikan materi lingkungan saja, Tunas Hijau juga mengajak mereka untuk bermain hullahop. “Sekarang siapa yang mau kakak ajak main hullahop ini. kakak ada permainan kompetisi hullahop siapa yang paling lama main hullahop kakak kasih stiker lingkungan,” tantang Satuman kepada peserta didik baru ini.

Tantangan inipun diterima mereka, satu persatu peserta didikpun mencoba memainkan prmainan tradisional ini, Stephanie menjadi satu-satunya siswa yang bisa memainkan hullahop paling lama diantara teman-temannya.

Sementara itu, Nio Giok Fun, salah satu guru SMPK St. Stanislaus menjelaskan bahwa kegiatan LOS kali ini bertujuan untuk mengenalkan kepedulian siswa akan lingkungan. “Tujuan dari LOS hari terakhir ini adalah untuk menanamkan rasa kepedulian siswa akan kelestarian lingkungan. Hal ini juga sesua dengan visi sekolah untuk menciptakan siswa yang cinta lingkungan” Jelas Nio Giok Fun. (Khusnah/ryan)