Hadirnya Siswa SD Beri Warna Berbeda Dalam Ngabuburit Sambil Ngebor Lubang Resapan Biopori
SURABAYA – Gelaran Kegiatan ngabuburit sambil buat lubang resapan biopori yang digelar Tunas Hijau kembali digelar di Jalur Hijau Jalan Kertaja Indah, Sabtu (30/07). Tidak sendiri, Tunas Hijau juga menggandeng kader lingkungan SMKN 10 dalam kegiatan yang bertujuan untuk memperbanyak daerah tangkapan air hujan di jalur hijau di Surabaya.
Menurut penuturan Nur Khusnah, project officer kegiatan ini, pembuatan lubang resapan biopori di jalur hijau maupun di sekolah akan terus dilakukan dengan melibatkan aktif siswa di sekolah maupun warga Surabaya lainnya.
“Kami akan berkomiten mengajak sekolah-sekolah maupun masyarakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan konservasi air ini, dengan membuat lubang biopori berarti secara tidak langsung kita turut menjaga ketersediaan air dalam tanah,” jelas Nur Khusnah.
Uniknya, dalam kegiatan ini tanpa diundang, dua orang wartawan media massa yang melintaspun langsung mengalihkan perhatiannya pada kegiatan yang diikuti oleh sedikitnya 50 orang peserta yang terdiri dari kader lingkungan SMKN 10 bersama aktivis Tunas Hijau.
Menurut Yahya, salah satu wartawan menyebutkan bahwa tadinya tujuan mereka adalah meliput sebuah berita, namun karena kegiatan yang diadakan Tunas Hijau bersama Pemerintah kota Surabaya ini berbeda karena lubang resapan biopori ini dilakukan dijalur hijau.
“Pas saya lihat ada keramaian di jalur hijau, ternyata ada teman-teman pecinta lingkungan sedang membuat lubang resapan biopori. Kegiatan inipun sangat menarik perhatian kami, sampai kami lupa ada liputan ditempat lain,” jelas Yahya sambil tersenyum.
Tidak hanya wartawan saja, namun hadirnya seorang anak kecil berusia 9 tahun menjadi warna tersendiri dalam kegiatan yang dilakukan menjelang waktu berbuka puasa ini. Saskia Zahra, siswa SDN Tambak sari I yang juga merupakan saudara perempuan dari salah seorang kader lingkungan ini terlihat antusias membuat lubang resapan biopori.
“Saya tadi diajak kakak kesini, terus diajak kakak buat mengisi lubang ini dengan sampah daun-daun kak, ternyata kegiatannya seru kak, saya jadi kepingin kegiatan lagi kak,” ucap Saskia Zahra sambil tersenyum riang karena sudah menyelesaikan satu lubang resapannya sendiri.
Dalam kegiatan lubang resapan ini, respon positif disampaikan oleh Elisabeth Andrianingtyas, guru pembina lingkungan SMKN 10 yang mengungkapkan bahwa mereka sangat senang diajak berpartisipasi dalam kegiatan seperti ini.
“Wah, kami sangat senang diajak kegiatan membuat lubang resapan di tempat yang berbeda. Ini pengalaman pertama kami, justru dari kegiatan ini saya jadi mendapat pengetahuan baru kalau lubang resapan itu harus diisi penuh oleh sampah organik, bukan hanya bagian atasnya saja,” ujar Elisabeth.
Lebih lanjut, guru yang juga Wakil Kepala bidang kesiswaan ini akan siap jika diajak untuk kegiatan seperti ini lagi dan mengerahkan siswa lebih banyak lagi. Sedikitnya 65 lubang resapan biopori berhasil dibuat oleh kader lingkungan sekolah yang berada didaerah Keputih bersama Tunas Hijau. Salah satu lubangnya memiliki kedalaman satu meter.
Menurut penuturan Mochammad Syaiful, peserta yang beruntung mendapatkan hadiah lampu taman tenaga surya ini mengungkapkan bahwa kegiatan sore itu sangat menyenangkan, selain bisa peduli lingkungan juga beruntung mendapat hadiah secara gratis. “Kalau ada kegiatan seperti ini lagi, saya mau ikut kak, lumayan kalau beruntung bisa mendapatkan hadiah lampu taman tenaga surya ini kak,” tutur Syaiful, siswa kelas 12. (ryan)