LOS SMPN 24, Tunas Hijau Ajak Peserta Didik Baru Kurangi Pemakaian Plastik
SURABAYA – Pekan LOS atau Layanan Orientasi Siswa SMPN 24 kali ini berbeda dengan sebelumnya. Program yang berlangsung selama 3 hari ini mempunyai tema berbeda-beda dan tidak sekedar mengenalkan lingkungan sekolah. Menurut pengakuan dari ketua LOS SMPN 24, Sri Hartatik, selama 3 hari mempunyai 3 tema, pertama peduli Surabaya, kedua Adiwiyata dan ketiga bakti sosial.
“Nah makanya hari ini kami. Mengarahkan dan wawasan baru mengenai Adiwiyata dan kepedulian pada lingkungan hidup sekitar,” terang Sri Hartatik, pembina Lingkungan Hidup.
SMPN 24 bekerja sama dengan Tunas Hijau mengajak seluruh siswa baru untuk mengurangi pemakaian plastik. “Karena semua harus tahu, dimana-mana plastik itu bahaya. Tidak hanya sampah plastik yang berbahaya, plastik baru pun juga sama berbahaya bagi lingkungan dan mahluk hidup,” terang Satuman, aktivis Tunas Hijau.
Tak sekedar menyampaikan bahayanya menggunakan plastik, SMPN 24 sudah menerapkan bebas sampah plastik di sekolah. “Kami berharap mereka bisa berpartisipasi dan menerapkan bebas sampah plastik di sekolah,” ujar Sri Hartatik.
Wawasan mengenai bahaya sampah plastik merupakan pengetahuan baru. Seperti yang disampaikan oleh Yahya Rizky yang dulu berasal dari SDN I Driyorejo, Gresik. “Sebelumnya saya lebih suka minum es pakai plastik dan sedotan karena bisa maen-maen di lingkungan sekolah sambil minum, tapi setelah tahu kalau plastik berbahaya bagi saya dan lingkungan maka saya akan mengurangi pemakaiannya,” terang Yahya Rizky, peserta didik baru.
Pengetahuan baru inipun membuat peserta didik baru banyak mengeluarkan pertanyaan tentang plastik dimulai dari bertanya bahan pembuat plastik sampai langkah berhemat plastik. Seperti yang diungkapkan oleh Judha Rahmattuloh, peserta didik asal SDN Kebraon 1 ini menanyakan langkah berhemat plastik. “Apa Kiat-kiat untuk berhemat plastik di lingkungan sekolah dan dirumah ?” Terang Judha Rahmattuloh, peserta didik baru.
Sambil tersenyum, Satuman, aktivis Tunas Hijau, menyarankan ketika pergi ke kantin sedang makan atau minum mending milih makanan yang tidak berkemasan plastik. “Makan ditempat saja untuk mengurangi kemasan plastik dan ketika pergi berbelanja jangan lupa bawa tas belanja sendiri yang berbahan selain plastik,” ujarnya.
Uniknya dalam kegiatan yang bertemakan lingkungan ini Tunas Hijau mengajak serta peserta didik baru untuk melakukan aksi kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah selama 60 menit. Tidak hanya sekedar kerja bakti saja, melalui kegiatan ini Sri Hartatik juga memperkenalkan salah satu budaya ramah lingkungan yang diterapkan di sekolah adalah kegiatan kerja bakti.
“Meski bulan ramadhan dan sedang berpuasa, peserta didik baru bersemangat saat bersih-bersih. Karena saya lihat dari wajah mereka tetap riang,” ungkap Sri Hartatik. Pembina lingkungan yang hobi berkebun berharap agar anak didiknya bisa menjadikan lingkungan yang bersih dan hijau bagian dari dirinya.(1man)