Pemanfaatan Lahan Kosong Hingga Rumah Bonsai, Usulan Orang Tua Murid SMPN 28 Peserta LOS

SURABAYA – Kegiatan masa orientasi siswa (MOS) atau sekarang lebih dikenal dengan layanan orientasi siswa (LOS) biasanya hanya melibatkan siswa baru. Penerapan berbeda dilakukan oleh SMP Negeri 28 yang melibatkan partisipasi orang tua. Berbagai kegiatan siswa disampaikan kepada orang tua, tak terkecuali kegiatan lingkungan hidupn yang sesinya dipandu oleh Tunas Hijau, Senin pagi (15/7). 

Kegiatan yang melibatkan orang tua tersebut bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dari orang tua siswa. Menurut Diamah, pembina lingkungan SMPN 28, dengan peran aktif orang tua diharapkan bisa meningkatkan partisipasi kegiatan siswa di sekolah, termasuk program lingkungan hidup.

Aktivis senior Tunas Hijau Dony Kristiawan saat menjadi pemandu sesi pendidikan lingkungan hidup pada Layanan Orientasi Siswa SMPN 28 khusus orang tua

“(Selama ini) banyak orang tua siswa salah mengerti bila anaknya kami ajak untuk menanam, memilah sampah atau berkegiatan lain,” tutur Diamah. Dia juga menambahkan bahwa acara tersebut selain memberikan pengertian kepada orang tua juga diharapkan untuk mendapatkan dukungan orang tua.

“Kalau bisa sumbangsih orang tua untuk menerapkan juga program peduli lingkungan hidup rumah agar muncul terbiasa berperilaku ramah lingkungan,”jelas Diamah. Dia juga menambahkan dengan terbiasa ramah lingkungan sejak anak-anak, maka sangatk mungkin akan terbawa sampai dewasa.

“Ini momen bagus, karena siswa masih baru dan mulai dikenalkan dengan perilaku ramah lingkungan di sekolah. Kalau partisipasi ada di sekolah, bukan tidak mungkin di masyarakat juga akan ada,” jelas Diamah, yang juga guru IPA SMPN 28.

Kegiatan tersebut mendapat respon positif dari wali murid baru SMPN 28. Mereka menyatakan siap untuk mendukung kegiatan lingkungan di SMPN 28. “Kalau memang untuk kebaikan saya pasti mendukung 100 persen kegiatan anak saya,” tutur Misri Hartini, salah seorang orang tua siswa baru SMPN 28. Dia bahkan memberikan masukan agar putranya diajarkan memanfaatkan lahan kosong.

“Kalau bisa fokusnya juga diarahkan ke pemanfaatan lahan kosong,” lanjut Misri. Menurutnya, dengan pembelajaran pemanfaatan lahan kosong tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. “Kalau di kota besar seperti ini kan sudah tidak ada lagi lahan luas yang bisa ditanami,” jelas Misri. Selain itu, ada juga yang memberikan masukan unik, yaitu pembuatan rumah bonsai. Masukan tersebut disampaikan oleh Agus Riyanto, orang tua murid SMPN 28.

Menurutnya, untuk melengkapi saran dari Misri perlu tanaman perdu dan unik agar ada keindahannya. “Kalau rumah bonsai, saya kira menarik untuk pemanfaatan lahan kosongnya,” tutur Agus. Sebagai pertimbangan juga, SMPN 28 juga sudah memiliki rumah jamur dan olehannya. “Di sini sudah ada rumah jamur. Kalau bisa ada yang lebih menarik lagi,” terang pria yang juga penggemar tanaman bonsai tersebut. Dia berharap agar bisa terlaksana apa yang disampaikan oleh wali murid SMPN 28. (ali/ro)