Peserta Kemah Hijau Nganjuk Kagumi Alat Penjernihan Air Sederhana Tunas Hijau
NGANJUK – Fakta bahwa air bersih itu mudah dibuat kotor, sedangkan air kotor susah untuk dikembalikan jadi bersih lagi dimunculkan Tunas Hijau dalam Kemah Hijau Nganjuk yang digelar di SMAN 1 Tanjung Anom, Jumat(28/06).
Diikuti sedikitnya 60 orang pelajar yang berasal dari 17 SMP dan SMA/SMK se Kabupaten Nganjuk, materi penjernihan air yang dibawakan Tunas Hijau ini diperkenalkan kepada peserta kemah hijau sebagai upaya konservasi air. Seperti yang disampaikan oleh Aulia Majid, aktivis Tunas Hijau bersama Oktania, mahasiswa Universitas Brawijaya bahwa penjernihan air merupakan cara sederhana untuk mengubah air kotor menjadi bersih.
“Cara sederhana untuk menjernihkan air kotor seperti air selokan adalah dengan penyaringan yang mengunakan bahan-bahan alami, seperti arang, batu kerikil, pasir silica dan ijuk,” ucap Aulia Majid sambil menunjukkan media pembelajaran untuk penjernihan air. Menggunakan pemanfaatan galon air mineral bekas dan penyangga setinggi 2 meter.
Tujuan penjernihan air adalah sebagai upaya pendaurulangan air kotor menjadi air bersih sehingga bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Media pembelajaran terapan penjernihan air ini mampu menarik hati peserta kemah hijau untuk mencobanya.
Dalam materi water treatment atau penjernihan air ini, Tunas Hijau mengajak peserta kemah hijau ini untuk praktek langsung pendaur ulangan air selokan menjadi air bersih. Zikrul Bayu, siswa SMPN 1 Prambon ini tampak bersemangat untuk mengambil air di selokan menggunakan ember
“Coba sekarang tuangkan air selokan itu kedalam galon paling atas ini, kemudian kamu cari wadah lagi untuk menampungnya dibawah,” ujar Aulia Majid. Menggunakan bantuan kursi, Zikrul Bayupun lantas menuangkan air selokan tersebut kedalam galon yang berisi ijuk ini.
Alhasil, peserta kemah hijau ini pun lantas terkejut melihat hasil air yang keluar dari galon terbawah yang berisikan pasir silica ini ternyata airnya jernih. Dijelaskan oleh Oktannia, mahasiwa Univversitas Brawijaya bahwa dalam proses penjernihan air, air selokan yang masuk kedalam galon pertama sampai ke galon keempat mengalami proses penyaringan.
“Proses penyaringan ini adalah penyaringan dari kotoran-kotoran kecil atau sampah kecil yang terbawa, partikel zat kimia dari limbah yang mencemari sungai, sampai akhirnya airnya jernih,” ucap Oktania. Kekaguman peserta kemah hijau atas media pembelajaran terapan penjernihan air inipun semakin memuncak.
Saat mereka mulai mengetahui ternyata hasil akhir air saat ditampung kedalam helas tidak berbau. Seperti yang diungkapkan oleh Mayang Maulita, siswa SMPN 2 Pace saat sedang menahan gelas yang digunakan untuk menampung air hasil penjernihan. “Wah hebat sekali, ternyata dengan alat sederhana ini bisa membuat air selokan yang bau menjadi tidak berbau lagi,” ucap Mayang Maulita, siswa kelas 8 ini. (Oktania/ryan)