Peserta Kemah Hijau Nganjuk Tertarik Dengan Alat Uji Kualitas Air Tunas Hijau
NGANJUK – Jarak yang jauh tidak membuat sedikitnya 60 orang pelajar SMP dan SMA/SMK peserta kemah hijau Kabupaten Nganjuk tidak bersemangat mengikuti materi workshop water monitoring. Pasalnya, lokasi yang digunakan untuk mengambil contoh kualitas air jauh dari sekolah. Fakta tersebut ditemui Tunas Hijau saat menjadi pemateri dalam kemah hijau Nganjuk di SMAN 1 Tanjum Anom, Jumat (28/06).
Dalam uji kualitas air ini, terdapat beberapa pilihan lokasi yang digunakan untuk menguji kualitas airnya, diantaranya adalah selokan depan sekolah dan sungai yang berjarak 1 kilometer dari sekolah. Menurut Bram Azzaino, aktivis senior Tunas Hijau bahwa workshop pemantauan kualitas air ini berguna untuk mengetahui kualitas oksigen dan tingkat keasaman dan kebasahan serta tingkat kekeruhan air di tempat tersebut.
“Banyak cara yang bisa digunakan untuk mengetahui kualitas air, menggunakan cara biologi dan kimia. Nah, yang kita akan lakukan ini adalah menggunakan metode kimia,” ucap Bram Azzaino. Dengan dibantu oleh Fitri Dian Istianie, mahasiswa semester 6 Universitas Brawijaya dan Nyimas Salsabilla, siswa SMPN 26 yang merupakan Paguyuban Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2009.
Dalam pemantauan kualitas air sungai ini, rasa penasaran yang kuat pun membuat peserta kemah hijau tidak sabar mencoba keampuhan peralatan yang dibawa Bram Azzaino. Dengan membawa tabung besar untuk mengukur pH atau tingkat keasaman kebasahan air di sungai, Yuyun Saraswati, siswa SMAN 1 Nganjuk pun turun ke sungai mengambil contoh airnya.
“Setelah saya beri tablet pH ini kemudian dikocok, ternyata pH nya 7 kak,” ucap Yuyun Saraswati, pelajar kelas 11 ini sambil menunjukkan perubahan warna pada tabung pH nya. Tidak hanya itu, Peserta juga diajak untuk meneliti oksigen yang terlarut didalam air menggunakan tabung kecil.
“Kalau kalian ingin mengukur DO (Disolved Oxigen) nya gunakan tabung kecil ini, kemudian isi airnya jangan sampai ada udara yang masuk sehingga membentuk gelembung. Setelah itu baru isi dengan 2 tablet DO (Disolved Oxigen),” terang Bram Azzaino.
Diselimuti rasa penasaran, peserta kemah hijau ini pun sampai rela untuk turun langung ke sungai untuk mengambil contoh airnya. Menurut Ellie Ester Cristiawan, siswa SMPN 3 Nganjuk bahwa oksigen terlaurut didalam air adalah 4 ppm. “DO (Disolved Oxigen) nya 4 ppm kak, itu artinya apa kak?” ucap Ellie Ester sambil menunjukkan hasil pengukurannya kepada aktivis Tunas Hijau.
Menjawab pertanyaan Ellie Ester, Bram Azzaino mengungkapkan bahwa kadar oksigen yang terlarut didalam air itu yang terbaik ada di angka 8 dan terburuk di angka 0 ppm. “Kalau pengukuran kalian itu hasilnya 4 ppm maka kadar oksigen terlarutnya masih sedang-sedang saja. Maka dari itu masih bisa kalian temui ikan-ikan di sungai ini,” jelas Bram Azzaino. (fitri/ryan)