SMPN 28 Spesialisasi Olahan Jamur dan Pembiasaan Pengolahan Sampah
SURABAYA – Budidaya Jamur merupakan program lingkungan ciri khas SMPN 28, sekolah jawara Surabaya Eco School 2012 ini. Berrbagai olahan berbahan dasar jamur pun dihasilkan dan dikomersilkan oleh sekolah, diantaranya es krim jamur dan nugget jamur. Dalam kunjungan lingkungan Tunas Hijau ke sekolahnya, Selasa (23/07) sekolah jawara Eco School ini kembali menunjukkan taringnya terhadap olahan jamur.
Disampaikan oleh Diamah, guru pembina lingkungan bahwa rumah jamur mereka mengalami perubahan menjadi semakin besar. “Sekarang kami memiliki rumah jamur yang besar kak, cukup untuk menampung 1000 jamur. nah, didalam rumah jamur kami ada dua jenis jamur yang kami budidayakan yakni jamur tiram putih dan jamur ayam,” ucap Diamah.

Bahkan setiap kali panen kami bisa menghasilkan sedikitnya 6 sampai 10 kilogram jamur setiap harinya. Diamah menambahkan bahwa tahun 2013 ini, tim lingkungan SMPN 28 akan mengolah jamur tiram putih dan jamur ayam menjadi olahan bakso jamur dan abon jamur.
Tidak hanya spesialisasi olahan jamur saja, berbagai program lingkungan juga masih terus berjalan diantaranya pengolahan sampah organik menjadi kompos, pemilahan sampah dan bank sampah. Tunas Hijau bersama dengan beberapa siswa SMPN 28 melakukan beberapa kegiatan, yakni mengisi komposter dengan rumput taman sekolah yang telah disiangi dan mengisi lubang resapan biopori.

“Tong komposter ini masih baru kak, jadinya ya mulai pertama kali masuk sampai sekarang masih kami isi. Karena tong komposter dan biopori merupakan program pembiasaan lingkungan bagi siswa,” ujar Yustafad Daniel Anwar, siswa kelas 9 ini.
Berbagai program pembiasaan lingkungan pun masih diterapkan kader lingkungan di sekolah, terutama bagi peserta didik baru. Hal tersebut diungkapkan oleh Dimas Arysena, siswa kelas 8 bahwa selama layanan orientasi siswa beberapa waktu lalu, peserta didik diajak untuk menjadi nasabah bank sampah dengan menyetorkan sampah kertas berupa kertas tulis bekas dan koran bekas yang ada di rumah.
”Tidak hanya menjadi nasabah bank sampah saja, peserta didik juga diajak untuk melakukan pemilahan sampah setiap harinya secara berkala,” ucap Dimas Aryasena. Menyambut tema hari lingkungan dunia tahun ini adalah konservasi air, SMPN 28 berencana untuk membuat sumur resapan. Lebih jelasnya Diamah menjelaskan bahwa di sekeliling sumur tersebut akan dibuat lubang-lubang resapan biopori agar air yang meresap ke dalam tanah dapat lebih maksimal.
” Masih dalam wacana saya, berencana untuk membuat sumur resapan. Sumur resapan tersebut akan dikelilingi oleh lubang-lubang resapan biopori agar air yang meresap ke dalam tanah lebih banyak,” terang Diamah. Rencana ini menjadi salah satu upaya konservasi air tanah yang dilakukan di sekolah. “Namun rencana saya ini masih harus saya koordinasikan lagi dengan sekolah, semoga dapat segera terealisasi.”Sambung Diamah. (khusnah/ryan)