Tunas Hijau Ajak Peserta Kemah Hijau Nganjuk Pengomposan Dengan Berbagai Cara
NGANJUK – Menggunakan media 2 keranjang komposter, Bambang Soerjodari, aktivis Tunas Hijau bersama Abdel Raffel, anggota Young Eco People (Jaringan Pelajar SMA/SMK peduli lingkungan) dan Tasya, finalis Puteri Lingkungan Hidup 2012 secara bersama memberikan materi pengomposan kepada sedikitnya 60 orang pelajar SMP dan SMA/SMK se Kabupaten Nganjuk.
Dalam gelaran kemah hijau yang diselenggarakan di SMAN 1 Tanjung Anom, Jumat (28/06). Menurut Bambang Soerjodari, materi pengomposan ini diberikan karena setiap kegiatan selalu menghasilkan sampah organik. “Dengan adanya pengomposan ini, saya ingin mengajak kalian untuk membiasakan diri mengolah sampah organik yang kalian hasilkan,” ujar Bambang.kepada peserta kemah hijau.

Sambil menunjukkan beberapa contoh proses pengomposan dan bahan bakunya, aktivis Tunas Hijau ini memperkenalkan kepada peserta kemah. “Nah, teman-teman glangsing ini berisi proses pengomposan secara berkala, kalau yang ini masih baru 2 minggu, kemudian kalau karung ini usianya 3 minggu,” imbuh Bambang sambil menunjukkan glangsingnya.
Dalam materi pengomposan ini juga, Tunas Hijau memperkenalkan beberapa cara pengomposan diantaranya pengomposan komunal, pengomposan dengan media glangsing dan pengomposan dengan cara ditanam atau landfil. Menurut penuturan Bambang, pada dasarnya pengomposan itu salah satu cara untuk mengurangi sampah organik dengan cara ditimbun, kemudian cara terebut dikembangkan menjadi berbagai cara.
“Nah, terserah kalian cara mana yang bisa kalian terapkan di sekolah maupun di rumah. Metode paling mudah adalah dengan di tanam seperti yang sama-sama kita lakukan tadi pagi,” ujar Bambang. Sementara itu, Abdel Raffel, anggota Young Eco People (Jaringan Pelajar SMA/SMK Peduli Lingkungan) mengajak peserta kemah hijau untuk langsung praktek mengolah sampah organik yang dihasilkan selama kemah berlangsung.

Tanpa rasa jijik sedikitpun, Lukman Wahyu dan Ferdy Darmawan, pelajar SMPN 2 Nganjuk mengisi keranjang pengomposan tersebut dengan sisa makanan yang sudah dikumpulkan sebelumnya. “Saya pernah melakukan pengomposan di sekolah dengan menggunakan keranjang komposter juga, namun karena tidak disiplin maka pengomposan kami pun tidak berjalan,” ucap Ferdy Darmawan.
Diakhir materi pengomposan ini, berbagai respon diungkapkan oleh peserta kemah hijau, salah satunya adalah Bhertta Adellia, siswa SMPN 1 Nganjuk, bahwa pengomposan ini tidak hanya akan dilakukan dirinya sendiri, tetapi dirinya berencana untuk melibatkan teman-temannya yang lain dalam pemeliharaan keranjang pengomposan yang ada di sekolah. (ryan)