Tunas Hijau Ajak Siswa Baru SMPN 40 Melakukan Konservasi Air
SURABAYA – Beragam kiat melakukan penghematan air didiskusikan oleh siswa baru SMPN 40 Surabaya saat sesi pendidikan lingkungan hidup pada Layanan Orientasi Siswa (LOS) bersama Tunas Hijau, Selasa (16/7) pagi di lapangan sekolah ini. Sesi pendidikan lingkungan hidup itu dipandu oleh Aktivis Senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni dan Ali Felyndra.
Tunas Hijau juga menyampaikan pujian kepada SMP Negeri 40 Surabaya yang telah melakukan upaya nyata sebagai bagian dari konservasi air di sekolah. Upaya konservasi air yang dimaksud Tunas Hijau diantaranya menanam banyak pepohonan dan membuat banyak lubang resapan biopori di lahan sekolah.
“Tanam pohon dan membuat banyak lubang resapan biopori merupakan salah satu upaya nyata untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah. Berkat penanaman banyak pohon dan pembuatan lubang resapan biopori yang dilakukan di sekolah kalian, daerah sekitar menjadi tidak banjir,” kata Aktivis Senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni disambut tepuk tangan sekitar 350 orang siswa baru SMPN 40 yang mengikuti sesi itu.
Upaya konservasi lain yang telah dilakukan di SMPN 40, menurut pengamatan Tunas Hijau, adalah mengalirkan air hujan dari atap sekolah di dekitar pendopo sekolah ke taman. “Tadi kami lihat atap sekolah di sekitar pendopo sekolah didesai khusus sehingga air hujan mengalirnya ke taman di sekita, bukan ke selokan. “Luar biasa. Itu adalah upaya nyata untuk melakukan konservasi air di sekolah ini,” kata Zamroni disambut tepuk tangan meriah seluruh siswa peserta LOS.
Dijelaskan Zamroni bahwa semakin banyak air hujan diresapkan ke dalam tanah, maka bencana lingkungan hidup bisa dihindari. “Diantaranya kita akan terhindar dari masalah lingkungan besar yang dihadapi masyarakat Australia yang terus kesulitan mendapatkan air bersih layak konsumsi. Dampaknya, untuk mandi saja masyarakat Australia dibatasi hanya satu kali dalam sehari dan dilarang menggunakan air mengalir saat mandi melebihi 3 menit,” kata Zamroni yang disambut dengan mimik keheranan para siswa peserta LOS itu.
Seluruh siswa baru itu lantas diajak untuk membuat daftar upaya nyata yang bisa dilakukan untuk melakukan konservasi air. Beragam upaya nyata pun disampaikan beberapa siswa secara bergantian. Diantaranya dengan memanfaatkan siswa cucian beras untuk menyiram tanaman, menyiramkan air sisa minum ke tanaman, menampung air hujan dalam wadah khusus dan tidak selalu membersihkan kendaraan atau sepeda dengan air. (ron)