Tunas Hijau Ajak Warga Desa Trumpoasri Daur Ulang Kertas Dalam KKN Mahasiswa UNAIR

SIDOARJO– Berbondong-bondong warga Trompoasri berkumpul di Balai desa untuk melihat demo pengolahan sampah kertas dari Tunas Hijau. Antusias warga pun semakin tinggi hal ini terlihat dengan turut pula melibatkan anak-anak dalam pembinaan lingkungan bersama dengan kelompok KKN-BBM Universitas Airlangga, Kamis (25/07).

Kegiatan sosialisasi di Kelurahan Trompoasri, Kecamatan Jabon, Sidoarjo ini merupakan salah satu program kerja Kelompok KKN Universitas Airlangga yang bertujuan untuk  mengenalkan pentingnya penyelamatan lingkungan kepada warga Trompoasri.

DAUR ULANG KERTAS : beberapa ibu bingung dengan alat daur ulang kertas karena pertama kali mereka mencoba
DAUR ULANG KERTAS : beberapa ibu bingung dengan alat daur ulang kertas karena pertama kali mereka mencoba

Menurut Azri Zakkiyah, mahasiswa KKN Jurusan Fisika Universitas Airlangga, lingkungan di desa Trompoasri ini cenderung kering. Karena itulah mereka berusaha untuk mensosialisasikan mengenai lingkungan agar warga menjadi lebih peduli terhadap kondisi sekitar mereka.

“Jadi bisa mbak lihat  sendiri, meskipun disini banyak sawah, tetapi sekitarnya masih panas. Jarang ada pohon. Makanya kami disini berusaha untuk mengubah kebiasaan warga agar lebih peduli lingkungan, sehingga desa mereka jadi lebih hijau,” ujar Azri Zakkiyah kepada Rany Purnama Hadi, simpatisan lingkungan Brawijaya.

Disamping memberikan sosialisasi mengenai kampung ramah lingkungan, Tunas Hijau dan mahsiswa Universitas Airlangga juga mengajak warga untuk mencoba membuat daur ulang kertas dan bermain ular tangga lingkungan. “Tadi diajari cara mendaur ulang kertas. Kelihatannya gampang, tapi ternyata susah ya,” ujar Sri Yuliani, salah seorang warga desa Trompoasri.

ULET : Peserta dari KKN mengajak ibu-ibu PKK untuk membuat kertas daur ulang kertas
ULET : Peserta dari KKN mengajak ibu-ibu PKK untuk membuat kertas daur ulang kertas

Sementara itu, Radin Kemal, mahasiswa KKN lainnya mengatakan bahwa kesadaran warga disini masih kurang. Terutama terhadap hal-hal yang menyangkut lingkungan dan kesehatan.

“Tidak banyak warga yang sadar akan kesehatan dan kelestarian lingkungan. Sehingga cukup sulit juga untuk melakukan pembinaan disini. Kemarin kami sudah ada sosialisasi tentang kesehatan. Nah,  Sekarang giliran tentang lingkungan. Tetapi masih banyak permasalahan lain yang mengalihkan perhatian warga dari permasalahan lingkungan,” ucap Radin Kemal.

Meski demikian, sebenarnya warga desa Trompoasri sudah melakukan berbagai upaya penyelamatan lingkungan. salah satunya dengan melakukan kegiatan urban farming atau pertanian dalam kota.

“Disini dulu pernah ada sosialisasi lingkungan juga kak. Beberapa warga di daerah bendungan sana diajak untuk membudidayakan sayuran sendiri. Kami diberi bibit tomat, terong, dan cabai. Kami juga diajari cara memupuknya. Alhamdulillah sampai sekarang berjalan. Kemarin saja baru panen,” terang Sri Yuliani, salah satu warga desa Trompoasri.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk menciptakan kampung yang hijau dan asri. Mulai dari menanam tanaman disekitar rumah, urban farming, hingga membuat bank sampah di lingkungan kampung. Warga juga bisa memanfaatkan sampah-sampah plastik menjadi benda-benda yang bernilai ekonomis. Melalui beberapa kegiatan lingkungan tersebut diharapkan mereka dapat menjadi lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan. (Ran)