Tunas Hijau Ajak Warga Perumahan Semolowaru Panen Sawi Organik
SURABAYA – Tanaman sayuran sawi yang sudah berumur 90 hari yang tertata rapi di depan masijid, mulai dipanen ibu PKK Perumahan Semolowaru. Budidaya tanaman sayuran sawi tersebut bagian dari program urban farming yang dikembangkan Tunas Hijau di sekitar markas, Selasa (02/07). Panen bersama warga sekitar bagian dari pemanfaatan lahan kosong dan pembiasaan menanam.
“Panen bersama diharapkan bisa membuat ibu-ibu tertarik untuk membiasakan menanam tanaman sayuran sendiri. Jika itu berhasil maka kita bisa menghemat bahan bakar yang digunakan untuk pergi ke pasar,” terang Oktania Wulan, simpatisan Universitas Brawijaya. Dalam kegiatan panen sawi ini, Tunas Hijau ingin menyosialisasikan tentang program urban farming atau pertanian perkotaan memanfaatkan lahan sempit.
Menurut penuturan Satuman, aktivis Tunas Hijau bahwa tujuan mengundang ibu PKK untuk panen sawi adalah mengajak mereka menerapkan pembiasaan untuk menanam sawi mulai dari benih sampai panen. “Kalau ibu-ibu mau, setelah panen sawi bisa langsung menanam benih sawinya lagi, kemudian setelah itu benih yang sudah di polibag boleh dibawa pulang untuk dirawat di rumah,” ujar Satuman.
Uniknya, panen sawi ini tidak hanya melibatkan ibu PKK saja, melainkan keluarga juga. Seperti yang dilakukan oleh keluarga Lusianna Elisa dan putranya Ulinnuha Lutfi. Keceriaan tergambar dari wajah mereka saat memanen sawi yang ada dalam satu polibag. Tidak mau kalah, Ulinnuha Lutfi, seorang anak berusia 5 tahun ini tampak bersemangat mencabut sawi yang ada didalam polibag.
“Senang sekali kak, rasanya bisa memanen sayuran sawi ini. Tanaman sawi ini buat mama biar dimasak,” ucap Ulinnuha Lutfi sambil memberikan segenggam sawi kepada ibunya. Kegiatan lingkungan yang dikhususkan untuk ibu PKK ini mendapatkan respon dari beberapa orang, salah satunya adalah keluarga Yusuf Hisidin, warga blok J ini menanyakan bedanya sawi yang ditanam Tunas Hijau dengan sawi yang ada di pasar.
“Kira-kira bedanya sawi milik Tunas Hijau dengan sawi yang ada di pasar apa?” tanya Yusuf Hisidin. Sambil memetik satu tangkai sawi, Satuman menjelaskan bahwa sawi yang ditanam Tunas Hijau adalah organik. “Sawi kami semuanya menggunakan pupuk organik dan perawatan yang teratur. Ini dilihat dari banyak daun yang berlubang. Hal ini menunjukkan bahwa daun sawinya sehat dan tidak beracun,” ucap Satuman.
Tunas Hijau merencanakan untuk menggelar kegiatan tanam bersama Ibu PKK. Ajakan Tunas Hijau ini langsung disambut baik oleh ibu PKK yang diwakili oleh Irnas Sarpijatno, warga blok A yang mengungkapkan senang jika mendapat kesempatan untuk pembelajaran urban farming atau pertanian perkotaan. “Kalau boleh saya ingin belajar tentang pembibitan cabai dan tomat ya mas,” ucap Irnas Sarpijatno. (ryan)