Young Eco People Grebek Sampah Organik di Pasar Semolowaru Untuk Pengomposan

Gerakan grebek sampah organik di pasar ini akan menjadi agenda rutin Young Eco People bersama mahasiswa Universitas Brawijaya untuk program pengomposan di markas Tunas Hijau
Gerakan grebek sampah organik di pasar ini akan menjadi agenda rutin Young Eco People bersama mahasiswa Universitas Brawijaya untuk program pengomposan di markas Tunas Hijau

SURABAYA – Sampah pasar, khususnya sayuran yang tidak dimanfaatkan oleh para pedagang, menjadi peluang bagi anggota Young Eco People (Jaringan Pelajar SMA/SMK Peduli Lingkungan) dan Tunas Hijau untuk pembuatan kompos. Fakta tersebut didapati Young Eco People (Jaringan Pelajar SMA/SMK Peduli Lingkungan) bersama 2 orang mahasiswa Universitas Brawijaya danTunas Hijau saat menggelar gerakan grebek sampah organik di pasar Semolowaru, Selasa (02/07). 

Sebanyak 7 karung besar berhasil dikumpulkan mereka yang akan digunakan bahan baku pembuatan kompos. Grebek sampah organik di pasar ini akan rutin diagendakan setiap dua kali dalam satu minggu. Menurut penuturan Rizki Amirulloh, anggota Young Eco People (Jaringan Pelajar SMA/SMK Peduli Lingkungan)  ini mengungkapkan bahwa gerakan grebek sampah organik pasar ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah organik di pasar.

Dengan menggunakan karung bekas, pemuda- pemuda  peduli lingkungan ini berhasil mengumpulkan sebanyak 7 karung penuh berisi sampah organik di pasar Semolowaru
Dengan menggunakan karung bekas, pemuda- pemuda peduli lingkungan ini berhasil mengumpulkan sebanyak 7 karung penuh berisi sampah organik di pasar Semolowaru

“Tidak hanya itu saja, kami juga berharap melalui gerakan ini bisa mengajak masyarakat untuk bisa peduli terhadap sampah organik yang dihasilkan. Karena sampah organik tersebut berguna untuk pengomposan,” ucap Rizki Amirulloh, siswa SMKN 1 ini. Dalam gerakan grebek sampah organik ini, tujuh karung yang berhasil dikumpulkan, langsung diolah menjadi kompos. .
“Sebanyak 30 % sampah organik yang digunakan untuk bahan baku pengomposan Tunas Hijau berasal dari sampah pasar,” tegas Satuman, aktivis senior Tunas Hijau. Berbagai tanggapan pun muncul dari masyarakat yang ada di pasar tentang kegiatan yang dilakukan oleh pelajar peduli lingkungan ini.
“Saya sangat setuju dengan kegiatan seperti ini, karena kegiatan gerakan grebek sampah ini bisa mengurangi volume sampah organik yang ada di pasar. Saya juga berharap agar pedagang lainnya juga membantu dengan mengumpulkan sampah sisa sayuran yang akan dibuang,” ujar Lilik, salah satu pedagang pasar.
Sementara itu, membahas latar belakang digelarnya gerakan grebek sampah organik ini, Bambang, aktivis Tunas Hijau menyampaikan bahwa gerakan grebek pasar ini akan dilakukan berkelanjutan dengan target yang berbeda.”Kami ingin fokus pada sampah organik yang tidak terolah dengan baik di pasar, daripada membusuk sia-sia lebih baik kami jadikan kompos. Hasil komposnya nanti akan kami bagikan ke masyarakat,” ucap Bambang. (kimpul/ryan)