Tunas Hijau Ajak Mahasiswa Baru UPN Veteran Buat Lubang Resapan

SURABAYA – Dengan dandanan yang unik khas ospek atau biasa disebut perkenalan mahasiswa baru, 100 orang mahasiswa baru Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya mengikuti pembinaan lingkungan hidup yang digelar oleh Tunas Hijau, Kamisi (22/08). Memanfaatkan kardus bekas untuk dijadikan topi dan nama dada sebagai kostum mereka.

Mahasiswa baru ini akan diajak untuk melakukan berbagai aktivitas lingkungan, salah satunya adalah membuat lubang resapan biopori di area kampus. Menurut penuturan Aulia Majid Udia Huda, aktivis Tunas Hijau bahwa kondisi tanah sekitar kampus yang kering dan banyak daun berjatuhan menjadi salah satu alasan mereka melakukan pembuatan lubang resapan biopori.

Aminullah Ibrahim membuat lubang resapan biopori dengan menggunakan linggis dan bor
Aminullah Ibrahim membuat lubang resapan biopori dengan menggunakan linggis dan bor

Pada pembinaan ini, Tunas Hijau langsung mengajak mereka untuk praktek membuat lubag resapan biopori di belakang gedung HIMA (Himpunan Mahasiswa) kampus UPN Veteran. Menurut Aminullah Ibrahim, mahasiswa baru asal SMAN 2 menuturkan bahwa membuat lubang resapan biopori itu tidak mudah, apalagi di lingkungan kampus.

“Hal ini dikarenakan tanah kampus merupakan tanah berbatu. Sehingga proses pengeboran harus dibantu dengan menggunakan linggis,” ujar Aminullah. Lebih lanjut, Aminullah menambahkan bahwa lubang resapan biopori yang dibuatnya hanya sedalam 70 centimeter. “Seharusnya kedalaman maksimalnya 100 centimeter, namun karena tanah di belakang ini banyak bebatuannya, maka hanya sampai kedalaman 70 centimeter saja,” ucapnya. 

Sementara itu, untuk sampah organik, peserta pembinaan lingkungan ini tidak sulit untuk mencarinya. Sebab sampah daun di Universitas Pembangunan Nasional cukup banyak sehingga menjadikan potensi tersendiri untuk diubah menjadi pupuk kompos. Penjelasan  Bahkan dalam tempo singkat pesrta bisa mendapat sampah daun sebanyak 3 bak sampah dalam 3 menit.

Penjelasan yang disampaikan Auia Majid, aktivis Tunas Hijau membuat mereka mencetuskan sebuah ide untuk membuat program pengomposan di wilayah kampus. Menurut Asti Kirana, ketua panitia ospek jurusan menjelaskan bahwa mereka memiliki rencana untuk membuat program pengomposan. “Namun masalahnya kami kebingungan bagaimana caranya,” ujar Asti Kirana.

Aulia Majid, aktivis Tunas Hijau menjelaskan dampak kerusakan lingkungan kepada mahasiswa baru Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya
Aulia Majid, aktivis Tunas Hijau menjelaskan dampak kerusakan lingkungan kepada mahasiswa baru Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya

Menjawab kebingungan peserta pembinaan, Aulia Majid memberikan solusi bahwa pengomposan bisa dilakukan dengan cara sederhana tanpa menghabiskan biaya mahal. “Pengomposan paling sederhana adalah dengan cara ditumpuk saja dan dibuatkan kotak atau pagaran sebagai wadahnya. Tinggal perawatannya setiap dua minggu sekali harus dibolak-balik komposnya,” jelas Aulia Majid.

Tanpa ragu, mereka bergegas untuk mengumpulkan sampah daun atau sampah organik hingga lubang resapannya penuh. “Wah, kak ternyata mudah ya Kak, dalam waktu 5 menit saja, kami sudah berhasil mendapatkan 3 tong tempat sampah penuh daun kering,” ujar Bayu Septana. Disisi lain, peserta pembinaan juga mendapatkan materi tentang pemilahan sampah.

Hal ini karena banyaknya sampah yang menumpuk namun tidak dipilah-pilah. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Tunas Hijau untuk mengajak peserta pembinaan memilah Sampah yang bertumpuk di tempat tersebut. Disampaikan oleh Aulia Majid bahwa Pemilahan dibagi menjadi 3 jenis organik, anorganik dan sampah kertas.

Menurut Falya Kautsar Setyawan kelompok kami setelah berkerja sama memisahkan sampah kelompok kami mendapatkan 4 kantong plastik sampah anorganik, satu kantong plastik sampah kertas, dan 5 kantong plastik sampah organik. ” Semua sampah yang terkumpul di masukan lagi ketempat sampah yang sudah di sediakan oleh panitia ,” ujar Kautsar. (suud/ryan)