Aksi Cabut Paku Dan Lubang Resapan Di Jalur Hijau Jl Kertajaya Digelar Tunas Hijau, SMKN 1 Dan SMPN 40

Pohon menjadi satu-satunya makhluk hidup yang menghasilkan oksigen, sama halnya seperti manusia, pohon sangat sensitif kepada setiap gangguan yang datang kepadanya. Salah satu kejadian yang umum terjadi adalah banyak pohon-pohon besar dipasangi paku, secara tidak sadar, paku tersebut membuat pohon merasa kesakitan.

Tunas Hijau dan beberapa perwakilan kader lingkungan menggelar aksi cabut paku yang ada di pohon-pohon di jalur hijau jalan Kertajaya
Tunas Hijau dan beberapa perwakilan kader lingkungan menggelar aksi cabut paku yang ada di pohon-pohon di jalur hijau jalan Kertajaya

Tanda-tandanya dilihat saat pohon tersebut mulai mengeluarkan cairan berwarna merah seperi darah. Berlatar belakang alasan tersebut, Tunas Hijau bersama puluhan siswa kader lingkungan SMKN 1 dan SMPN 40 menggelar aksi kampanye cabut paku di daerah jalur hijau jalan Kertajaya (Depan KONI), Minggu (29/12).

Menurut penuturan Riski Amirulloh, siswa  kader lingkungan SMKN 1 bahwa kampanye cabut paku yang ada di pohon merupakan bentuk perlindungan sekaligus bentuk protes kami terhadap beberapa oknum yang menjadikan pohon sebagai media komunikasi mereka, seperti mading di sekolah.

Aksi cabut pakuu yang dilakukan oleh Tunas Hijau dan 30 orang siswa perwakilan kader lingkungan SMKN 1 dan SMPN 40 merupakan upaya perlindungan terhadap fungsi pohon sebagai penghasil oksigen
Aksi cabut pakuu yang dilakukan oleh Tunas Hijau dan 30 orang siswa perwakilan kader lingkungan SMKN 1 dan SMPN 40 merupakan upaya perlindungan terhadap fungsi pohon sebagai penghasil oksigen

“Kampanye cabut paku ini merupakan bentuk perhatian dan perlindungan kami terhadap pohon yang disakiti dengan dijadikan mading untuk ditempeli berbagai macam poster, pamflet promosi bahkan sampai iklan,” ucap Riski Amirulloh, koordinator aksi cabut paku ini.

Dalam aksi cabut paku ini, sebanyak lebih dari 200 paku berhasil dikumpulkan oleh kader lingkungan sekolah peserta Surabaya Eco School 2013. Yuniar Melissa, siswa kader lingkungan SMPN 40 mengatakan bahwa kegiatan cabut paku ini merupakan kegiatan lingkungan baru yang dirinya ikuti.

Tidak hanya aksi cabut paku saja, Tunas Hijau dan 30 orang perwakilan kader lingkungan membuat lubang resapan biopori di jalur hijau jalan Kertajaya
Tidak hanya aksi cabut paku saja, Tunas Hijau dan 30 orang perwakilan kader lingkungan membuat lubang resapan biopori di jalur hijau jalan Kertajaya

“Saya sudah beberapa kali mengikuti kegiatan yang diadakan Tunas Hijau, namun aksi cabut paku ini merupakan kegiatan lingkungan terbaru yang bisa saya adopsi untuk dilakukan di sekitar sekolah,” ucap Melissa, siswa kelas 8. Yuniar Melissa menambahkan bahwa lebih dari 200 paku yang terkumpul berasal dari 52 pohon.

Tidak hanya sekedar aksi cabut paku saja, Tunas Hijau juga mengajak sedikitya 25 orang perwakilan kader lingkungan untuk membuat lubang resapan biopori di taman jalur hijau Jalan Kertajaya (Depan KONI). Menurut Satuman, aktivis Tunas Hijau, kondisi tanah taman di jalur hijau yang kering dan pecah-pecah menandakan kurangnya daerah resapan air.

“Kita perlu membuat lubang resapan biopori di taman ini agar daerah resapan airnya semakin banyak menampung air hujan,” ucap Satuman. Dalam kegiatan lubang resapan biopori ini, Tunas Hijau dan perwakilan kader lingkungan berhasil membuat sebanyak 25 lubang resapan.

Sebanyak 30 lubang resapan biopori berhasil dibuat oleh sedikitnya 30 kader lingkungan yang berasal dari SMKN 1 dan SMPN 40
Sebanyak 30 lubang resapan biopori berhasil dibuat oleh sedikitnya 30 kader lingkungan yang berasal dari SMKN 1 dan SMPN 40

Sementara itu, sebelum berakhirnya aksi pagi ini, Satuman, aktivis Tunas Hijau berharap agar aksi cabut paku ini menjadi pengingat bagi oknum atau masyarakat Surabaya akan pentingnya fungsi pohon sebagai penghasil oksigen bukan mading.

“Kami berharap aksi cabut paku ini sebagai pengingat atau tanda bahwa menancapkan paku ke batang pohon merupakan tindakan menyakiti pohon, mengganggu proses produksi oksigen. Kami harap tidak ada lagi pohon yang diberi paku,” ucap Satuman. Satuman menambahkan bahwa dirinya berharap aksi cabut paku bisa menginspirasi kader lingkungan lainnya melakukan hal serupa di wilayah sekitar sekolah masing-masing.