Evaluasi Taman Kelas SDN Menanggal 601 Bersama Tunas Hijau

SURABAYA – Letak sekolah yang berada di tepi jalan raya dimana banyak kendaraan bermotor lalu lalang, disikapi oleh SDN Menanggal 601 dengan serius. Diantaranya dengan menggelar perlombaan taman kelas mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Uniknya, dalam perlombaan taman kelas ini melibatkan partisipasi wali murid. 

Perwakilan guru dan Tunas Hijau mengevaluasi 14 taman kelas SDN Menanggal 601 Surabaya
Perwakilan guru dan Tunas Hijau mengevaluasi 14 taman kelas SDN Menanggal 601 Surabaya

Informasi tersebut disampaikan oleh Mochamad Sholeh, kepala SDN Menanggal 601, kepada Tunas Hijau yang menjadi juri tamu dalam perlombaan taman kelas. “Untuk proses pembuatan tamannya sudah lama, Kak. Dengan melibatkan wali murid masing-masing kelas juga. Kami memiliki 14 taman kelas baik di dalam maupun di luar sekolah,” jelas Sholeh.

Melalui lomba taman kelas ini, Tunas Hijau menjelaskan pentingnya pohon kepada sedikitnya 400 orang siswa di halaman sekolah. “Menurut kalian siapa makhluk hidup yang bisa menghasilkan oksigen?” tanya Anggriyan Permana, aktivis senior Tunas Hijau. Serempak mereka menjawab pohon. Mendukung jawaban mereka, Anggriyan menjelaskan bahwa dengan banyaknya aktivitas manusia yang dilakukan menghasilkan karbon, harusnya diimbangi dengan banyaknya pasokan oksigen dari tanaman atau pepohonan yang ditanam.

Lebih lanjut, aktivis Tunas Hijau ini memberikan apresiasi kepada warga sekolah yang aktif dalam pembuatan taman kelas, terutama ada keterlibatan walimurid. “Lomba taman kelas memang perlu digelar, karena kalian semua membutuhkan asupan oksigen lebih banyak sekarang. Karena saat ini semakin banyak volume kendaraan bermotor yang melaju di depan sekolah, asap kendaraan bermotor tersebut yang membuat polusi udara. Kalau tidak ada tanaman, kalian sama saja menghirup gas karbon yang dihasilkan kendaraan bermotor itu,” terang Anggriyan.

Dalam perlombaan taman kelas ini, sebanyak 14 taman kelas langsung dievaluasi oleh Tunas Hijau untuk ditetapkan menjadi taman kelas terbaik. Menurut Zamroni, aktivis senior Tunas Hijau yang menjadi juri  tamu, penentuan taman kelas ini bukan dilihat dari biaya pembuatan tamannya. Penentuannya dari banyaknya jumlah tanaman dan penentuan jenis tanamannya.

“Penentuan taman terbaik berdasarkan dari jumlah tanaman yang ditambahkan baik jumlah maupun jenis tanaman, keindahan, kerapian, terawat dan bebas sampah,“ ujar Mochamad Zamroni. Diantaranya ketiga juara lomba taman terbaik adalah juara III kelas 6B, juara II kelas 2B dan juara I adalah 1C. Setelah selesai pembagian, tidak lupa Tunas Hijau juga mengajak warga sekolah untuk mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai seperti sedotan.

Penyerahan penghargaan kepada taman kelas terbaik SDN Menanggal 601
Penyerahan penghargaan kepada taman kelas terbaik SDN Menanggal 601

Sementara itu, menurut penuturan Mochammad Sholeh, kepala SDN Menanggal 601 ini berencana untuk membuat lubang resapan biopori di dalam maupun sekitar sekolah. “Kami sudah berencana untuk membuat lubang resapan biopori sejak duu, namun kami masih belum mempunyai alat bornya. Mudah-mudahan Januari tahun depan lubang resapan biopori ini segera direalisasikan,” kata Sholeh.

Kepala SDN Menanggal 601 ini menargetkan sebanyak 150 lubang resapan biopori akan dibuat di wilayah sekolah. “Kami berharap dukungan dari Tunas Hijau untuk merealisasikannya. Setelah liburan sekolah bisa kami gunakan untuk memulai membuat lubang resapan biopori di sekolah,” celetuk Mochamad Sholeh kepada Tunas Hijau. (ryan)