Ajak Anak IPH School Kinder Garten East Tanam Sayuran Dan Pilah Sampah

SURABAYA – Pendidikan lingkungan hidup tentang sampah dan menanam harus dikenalkan kepada anak sejak usia dini. Hal tersebut yang diterapkan oleh IPH School Kinder Garten East dalam salah satu kegiatan pembelajarannya, bersama dengan Tunas Hijau penyampaian pembelajaran lingkungan tentang pemilahan sampah dan menanam melalui pagelaran panggung boneka, Selasa (28/01).

Aktivis Tunas Hijau membawakan gelaran panggung boneka untuk anak-anak IPH Kinder Garten East School
Aktivis Tunas Hijau membawakan gelaran panggung boneka untuk anak-anak IPH Kinder Garten East School

Menurut penuturan Irma, salah seorang pengajar mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan pengenalan lingkungan bagi sedikitnya 130 orang siswa. “Kami berharap melalui kegiatan pembelajaran lingkungan ini, mereka bisa mempunyai kebiasaan membuang sampah ditempat sampah dan dapat membedakan jenis sampah atau memilah sampah,” ujar Irma.

Dalam pembelajaran ini, pentas panggung boneka mampu menarik perhatian siswa-siswa dibawah usia 5 tahun ini. Dengan membawakan tokoh-tokoh seperti kelinci, gajah dan harimau. Purbo Sari Retno menceritakan tentang pentingnya memilah sampah dimulai sejak dini.

“Rabbit, tahukah kamu sampah sisa roti dan sampah pembungkusnya ini dimasukkan ke dalam tempat sampah yang mana, tempat sampah biru atau tempat sampah kuning?” tanya Mou, tokoh seekor gajah kepada kelinci. Dengan membawa pembungkus roti, kelinci menjelaskan bahwa sisa roti harus dimasukkan ke dalam tong sampah warna biru atau basah, sedangkan untuk pembungkusnya dimasukkan ke dalam tempat sampah warna kuning.

Purbo Sari, aktivis Tunas Hijau menjelaskan tentang pemilahan sampah kepada anak-anak kelas TK A dan TK B IPH Kinder garten East School
Purbo Sari, aktivis Tunas Hijau menjelaskan tentang pemilahan sampah kepada anak-anak kelas TK A dan TK B IPH Kinder garten East School

“Hal ini karena sisa roti tersebut bisa membusuk, sedangkan pembungkusnya tidak bisa membusuk,” ucap Purbo Sari. Tidak hanya sekedar bercerita saja, Tunas Hijau mengajak anak-anak sekolah yang berada di daerah Nginden Intan ini untuk menerapkan pemilahan sampah di sekolah. Purbo Sari menjelaskan bahwa pemilahan sampah ini dibedakan menjadi dua jenis, seperti sampah basah dan sampah kering.

“Jika kalian menemukan daun kering, silahkan masukkan ke dalam sampah basah, sedangan jika kalian menemukan plastik, maupun bungkus makanan dimasukkan ke dalam tempat sampah kering,” ucap Ali Felyndra, aktivis Tunas Hijau. Sementara itu, sedikitnya 130 orang siswa TK atau biasa disebut Kindergarten ini diajak menanam tanaman sayur oleh Tunas Hijau.

Menurut penjelasan Bambang Soerjodari, aktivis Tunas Hijau menjelaskan bahwa belajar menanam penting untuk dikenalkan kepada anak-anak. “Selain mengajari mereka untuk cinta lingkungan dan mengajari mereka bahwa menanam tomat maupun terong tidak mudah seperti memetik buah tomatnya,” ujar Bambang.

Tunas Hijau menjelaskan tentang cara sederhana untuk menanam tanaman sayur cabai dan terong
Tunas Hijau menjelaskan tentang cara sederhana untuk menanam tanaman sayur cabai dan terong

Bambang menambahkan bahwa dalam kegiatan menanam ini, masing-masing anak akan membawa pulang bingkisan berupa bibit tanaman cabai yang siap dirawat. Dalam kegiatan ini, Tunas Hijau juga mengajak mereka untuk menanam bibit tanaman terong ke dalam media polibag 40 liter.

“Satu polibag besar ini akan dirawat atau dikerjakan oleh 4 sampai 5 orang, nah untuk bisa memindahkan tanaman terong tersebut, lepas dulu bibit terong, kemudian pindahkan tanaman tersebut ke dalam media polibag besar,” ucap Bambang. Bambang menambahkan bahwa tanaman terong ini akan ditinggal di sekolah, sedangkan tanaman cabai akan dibawa oleh anak-anak pulang.

Antusiasme anak-anak IPH Kinder Ganter East School saat bermain permainan ular tangga lingkungan tema air
Antusiasme anak-anak IPH Kinder Ganter East School saat bermain permainan ular tangga lingkungan tema air

Menutup kegiatan pembelajaran lingkungan, Tunas Hijau memberikan reward kepada mereka dengan menggelar permainan ular tangga lingkungan. Sontak, permaianan ular tangga lingkungan bertemakan air ini mampu menarik perhatian siswa kelas TK A dan TK B ini.

“Ini merupakan salah satu pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak kami. Selain mendapatkan banyak ilmu tentang pemilahan sampah dan menanam tanaman, kami juga belajar sambil bermain ular tangga lingkungan ini,” ucap Irma. (ryn)