Musim Hujan Berkah Optimalkan Rainwater Tank Untuk Siram Tanaman

Musim hujan membawa berkah tidak hanya bagi petani dan nelayan saja, musim penghujan merupakan waktu yang ditunggu-tunggu bagi  sekolah-sekolah finalis Surabaya Eco School2013 yang mendapat bantuan alat rainwater tank, tidak terkecuali  bagi Tunas Hijau.

Rainwater tank dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, air di dalam rainwater tank berasal dari air selokan di depan markas
Rainwater tank dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, air di dalam rainwater tank berasal dari air selokan di depan markas

Hal tersebut disampaikan oleh Bambang Soerjodari, aktivis Tunas Hijau, musim hujan ini dimanfaatkan untuk mengisi penuh alat rainwater tank yang ada di markas jalan Semolowaru Indah I T-10 ini. “Setiap kali hujan turun, air hujan akan langsung masuk ke dalam rainwater tank berkapasitas 1100 liter,” ujar Bambang Soerjodari.

Lebih lanjut, Bambang menambahkan bahwa rainwater tank berkapasitas 1100 tersebut bisa langsung penuh dalam satu hari, jika hujan yang turun mengguyur terus menerus. “1100 liter ini akan penuh dalam sehari kalau Surabaya hujan terus,” imbuh Bambang.

Sementara itu, menurut Purbo Sari Retno, aktivis Tunas Hijau lainnya mengatakan bahwa alat rainwater tank ini tidak hanya difungsikan ketika musim hujan saja. “Setiap harinya kami mengoperasikan alat rainwater tank dengan menyedot air selokan di depan markas agar naik mengisi tandon penangkap air hujan ini.

Air yang ada di dalam alat rainwater tank dimanfaatkan untuk menyiram tanaman urban farming. Dalam sehari menghabiskan sebanayk 550 liter air
Air yang ada di dalam alat rainwater tank dimanfaatkan untuk menyiram tanaman urban farming. Dalam sehari menghabiskan sebanyak 550 liter air

Setiap harinya, tandon penangkap air hujan ini dimanfaatkan untuk menyiram tanaman sayuran atau urban farming yang ada di markas maupun di depan masjid. “Untuk memenuhi kebutuhan air yang banyak, kami tidak mungkin menggunakan air bersih, kami lebih memilih memyedot air selokan di depan markas atau menampung air hujan. Kedua upaya ini merupakan salah satu bentuk penghematan air dan konservasi air,” ucap Bambang.

Satuman menambahkan bahwa untuk menyiram tanaman urban farming yang banyak di depan masjid dan di dalam markas Tunas Hijau, mereka dapat menghabiskan sedikitnya separuh volume tandon penangkap air hujan. “Saat menyiram tanaman urban farming mulai dari depan masjid sampai tanaman urban farming di markas menghabiskan sedikitnya separuh dari volume yaitu 550 liter air yang berasal dari selokan dengan bantuan pompa air,” ucap Bambang, aktivis yang jago memainkan wayang kulit ini.

Pemanfaatan air di depan selokan yang dinaikkan ke dalam alat rainwater tank untuk menyiram tanaman, dengan bantuan pompa air yang digerakkan menggunakan tenaga panel surya
Pemanfaatan air di depan selokan yang dinaikkan ke dalam alat rainwater tank untuk menyiram tanaman, dengan bantuan pompa air yang digerakkan menggunakan tenaga panel surya

Uniknya, pompa air yang ada pada alat rainwater tank digerakkan oleh tenaga matahari melalui panel surya. “Dengan adanya panel surya, kami bisa menghidupi 60 % kebutuhan energi listrik di markas,” ucap Bambang. Lebih lanjut, Bambang menghimbau kepada 31 sekolah finalis Surabaya Eco School 2013 untuk mengoptimalkan alat rainwater tank pemberian PT Pembangkitan Jawa-Bali.

“Mumpung musim hujan, kami menghimbau kepada 31 sekolah finalis untuk silahkan masing-masing sekolah menampung sebanyak mungkin air hujannya, kemudian dimanfaatkan untuk menyiram tanaman di sekolah,” terang Bambang. (ryn)