Pembinaan Lingkungan Hidup di SDN Pekuncen

PASURUAN – Saluran air pembuangan yang ada di depan sekolah menjadi tema pembinaan lingkungan hidup yang dilakukan Tunas Hijau kepada tim lingkungan hidup SDN Pekuncen Kota Pasuruan, Sabtu (18/1). Sekitar 40 siswa dan guru Sekolah Adiwiyata Nasional ini mengikuti pembinaan yang dipandu oleh Aktivis Senior Tunas Hijau Bram Azzaino.
“Kenapa kalian dilarang membeli makanan dan minuman di depan sekolah?” tanya Bram Azzaino mengawali pembinaan itu. Pertanyaan itu dijawab karena makanan dan minuman yang dijual di depan sekolah tidak bebas 5P, yaitu pengawet, pemanis, pengenyal, pewarna dan perasa buatan. “Namun, kenapa kok cukup banyak ditemukan sampah yang ada di saluran air di depan sekolah?” tanya Bram Azzaino.
Para siswa pun lantas diajak mengamati saluran air yang dimaksud Bram Azzaino. Sambil melakukan pengamatan saluran air di depan sekolah, beberapa siswa nampak membawa sapu lidi dan sekop untuk memungut sampah non organik yang nampak menumpuk di pintu air di dekat gerbang sekolah.
Sambil melakukan aksi nyata pembersihan sampah dari saluran air di depan sekolah, para siswa diajak untuk mengamati kondisi keanekaragaman hayati yang ada di saluran air itu. “Coba perhatikan kondisi air saluran sebelum pintu air dan setelah pintu air. Sebelum pintu air tidak banyak ikannya. Yang banyak adalah sampah yang menyumbat,” terang Bram Azzaino.
Dijelaskan oleh Bram Azzaino bahwa ikan tidak merasa nyaman bergerak di saluran air yang kotor seperti pada kondisi saluran air sebelum pintu air. “Berbeda dengan kondisi saluran setelah pintu air yang tidak ada sampah. Nampak banyak ikannya dan leluasa bergerak,” lanjut Bram Azzaino diiyakan oleh para siswa peserta pembinaan lingkungan hidup itu.

Sementara itu, sekitar 20 guru dari 3 sekolah mitra SDN Pekuncen Kota Pasuruan berkumpul di ruang Teknologi Informasi sekolah yang berlokasi di Jalan Pahlawan 47 Pasuruan ini untuk mendapatkan pembinaan kiat mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Ketiga sekolah dari Kota Pasuruan itu adalah SDN Kandang Sapi, SDN Purut I dan SDN Bangilan I.
Kepada para guru dari empat sekolah itu, termasuk guru SDN Pekuncen, Tunas Hijau menyampaikan bahwa sekolah berbudaya lingkungan hidup mestinya ya seperti SDN Pekuncen. “Meskipun tidak sedang penilaian, perilaku warganya juga peduli lingkungan. Pengelolaan lingkungan hidup di sekolah juga tetap berjalan,” kata Mochamad Zamroni, aktivis senior Tunas Hijau, yang sebelumnya mengecek perkembangan sekolah.
Sementara itu, Tunas Hijau juga memberikan apresiasi terhadap banyaknya sumur resapan air hujan yang banyak dibuat di SDN Pekuncen Kota Pasuruan ini. Dengan luas lahan sekitar 5000 meter persegi, sekolah ini telah membuat 8 sumur resapan air hujan. Dengan sumur resapan sebanyak itu ditambah dengan lubang resapan biopori yang cukup banyak juga, maka air hujan banyak yang akan meresap ke dalam tanah. (ron)