Tunas Hijau Ajak Kader Lingkungan Terapkan Urban Farming Di Rumah

Waktu liburan sekolah dapat dihabiskan dengan berbagai aktivitas, salah satunya adalah aktivitas lingkungan, seperti pembibitan sayuran. Seperti yang dilakukan oleh Tunas Hijau yang mempersiapkan pembibitan tanaman sayur atau biasa disebut urban farming.  Pembibitan awal dimulai tanggal 26 Desember  2013, sebanyak 250 bibit tanaman cabai, 250 bibit tanaman terong dan 250 tanaman tomat ditempatkan ke dalam kotak pembibitan.

Bambang Soerjodari, aktivis Tunas Hijau melakukan penyiraman terhadap tanaman sayuran seperti cabai, tomat dan terong yang masih dalam pembibitan
Bambang Soerjodari, aktivis Tunas Hijau melakukan penyiraman terhadap tanaman sayuran seperti cabai, tomat dan terong yang masih dalam pembibitan

Menurut Bambang Soerjodari, aktivis Tunas Hijau menuturkan bahwa  untuk menjadikan tanaman tumbuh besar, proses awalnya adalah melalui proses penyemaian,”Dengan memanfaatkan plastik bekas sebagai polibagnya, kami membibit tanaman sayuran baik itu cabai, tomat dan terong yang sudah mencapai total 750 bibit tanaman sayur,” ucap Bambang.

Dalam pembibitan tanaman sayuran ini, Bambang Soerjodari, aktivis Tunas Hijau melakukan pengukuran tinggi setiap tanaman.  Dengan menggunakan penggaris, Bambang mengukur setiap tanaman yang ada di tempat pembibitan.

“Mulai tanggal 26 Desember 2013 sampai sekarang, tinggi rata-rata tanaman sayur yang ada di tempat pembibitan adalah 4 cm, dengan jumlah daun sebanyak 2 helai. Kondisi tanaman seperti ini masih belum bisa dipindah ke dalam polibag besar, masih harus menunggu satu minggu lagi atau sampai tingginya mencapai 10 cm dengan jumlah daun lebih dari 3 helai,” ucap Bambang.

Perawatan terhadap tanaman sayuran dilakukan penyiraman setiap harinya, dengan memanfaatkan alat rainwater tank. Menurut penuturan Bambang Soerjodari, dalam setiap penyiraman tanaman-tanaman urban farming ini membutuhkan sedikitnya 30 liter air. “Bedanya air ini berasal dari air selokan di depan markas. Jadi kami tidak lagi menyia-nyiakan air yang ada. Air yang ada di selokan kami pompa dan disaring agar bisa dimanfaatkan kembali,” ucap Bambang Soerjodari.

BBambang Soerjodari, aktivis Tunas Hijau melakukan pengukuran tinggi tanaman sayuran dalam program urban farming seperti cabai, tomat dan terong yang masih dalam pembibitan
BBambang Soerjodari, aktivis Tunas Hijau melakukan pengukuran tinggi tanaman sayuran dalam program urban farming seperti cabai, tomat dan terong yang masih dalam pembibitan

Sementara itu, senada dengan tema lingkungan hidup tahun 2014 yang mengarah pada urban farming atau penghijauan di lingkungan keluarga, maka Bambang mengungkapkan bahwa dengan adanya tema hari lingkungan yang mengarah pada keluarga, keluarga harus dilibatkan aktif dalam kegiatan lingkungan.

“Tidak lagi sosialisasi berhenti pada saat siswa di sekolah, harus diteruskan di lingkungan keluarga. Salah satunya dengan cara melakukan kegiatan pembibitan tanaman sayuran,” ucap Bambang. Aktivis yang juga bisa menjadi dalang ini menambahkan bahwa manfaat yang akan dirasakan, jika masing-masing keluarga menanam tanaman sayur, mereka akan menghemat biaya konsumsi sayuran.

Mengisi waktu luang saat liburan sekolah, Tunas Hijau mengajak seluruh kader lingkungan dan siswa di Surabaya untuk mengajak keluarganya menanam tanaman sayuran melalui program urban farming.”Pembibitan tanaman urban farming merupakan tanaman dengan usia pendek, jadi pasti mudah dilakukan di lingkungan keluarga dengan perawatan penyiramannya setiap pagi dan sore hari,” ucap Bambang. (ryn)