Gerakan Tahan Sampah Workshop 3R SMP Al Muslim Wadungasri Libatkan Sekolah Sekitar

SIDOARJO – Permasalahan sampah di sekolah tidak boleh dipandang sebelah mata. Seperti halnya pengolahan sampah plastik, kertas dan sampah organik yang dihasilkan dalam proses belajar-mengajar di sekolah. 

Tunas Hijau mengusulkan gerakan tahan sampah sebagai upaya membiasakan siswa membuang sampah pada tempatnya
Tunas Hijau mengusulkan gerakan tahan sampah sebagai upaya membiasakan siswa membuang sampah pada tempatnya

Fakta lingkungan tersebut menjadi alasan SMP Al Muslim Wadungasri mengadakan Workshop 3R (Reduce – Reuse – Recycle) dengan narasumber Tunas Hijau, Kamis (27/02). Workshop ini sekaligus dalam rangka Hari Peduli Sampah yang diperingati setiap 21 Februari dan mengundang belasan SD dan SMP sekitar.

Menurut Fatimatuz Zahroh, kepala SMP Al-Muslim Wadungasri, pengetahuan mengenai pengolahan sampah yang diterapkan di sekolah akan disebar-luaskan agar pendidikan lingkungan hidup di sekolah sekitar bisa berkembang. “Pendidikan lingkungan hidup sangat penting dikenalkan sedini mungkin agar lingkungan terus lestari, khususnya mengenai sampah,” kata Zahroh.

Bagi peserta dari SDN Tambak Rejo Heni Purnawati, dia bersyukur bisa berkesempatan mengikuti workshop ini. Menurutnya gaya hidup warga sekolah mempengaruhi pendidikan maupun lingkungan hidupnya sekolah. Anak didiknya juga susah untuk diajak berperilaku ramah lingkungan, menurutnya disebabkan pola kehidupan di tempat tinggal dibawa sampai ke sekolah.

“Mungkin juga warga sekitar sekolah menganggap tempat sampah sekolah kami menjadi tempat sampah umum untuk warga juga. Karena itu hampir setiap hari di sekolah ada orang membuang sampah ke tempat sampah kami, sehingga tempat sampah kami cepat penuh. Parahnya, ke sekolah ada saja orang yang membuang sampah ke sungai. Padahal sungai itu juga melewati. Jadinya sungainya banyak membuat jorok pemandangan,” ungkap Heni Purnawati.

Saat semua peserta memaparkan permasalahan sampah di sekolah, Aktivis Senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni memetakan semua permasalahan tersebut. Menurutnya langkah paling mudah untuk membiasakan siswa membuang sampah pada tempatnya adalah dengan gerakan tahan sampah.

PARTISIPASI : Kelompok ini menyebut dirinya Trio Tambak, karena mereka bertiga dari SDN Tambak Rejo, SDN Tambak Sumur dan SDN Tambak Sawah. Sama-sama memiliki permasalahan sampah yang berada di kawasan padat penduduk
PARTISIPASI : Kelompok ini menyebut dirinya Trio Tambak, karena mereka bertiga dari SDN Tambak Rejo, SDN Tambak Sumur dan SDN Tambak Sawah. Sama-sama memiliki permasalahan sampah yang berada di kawasan padat penduduk

“Jadi ada waktu tertentu secara bersama-sama yang siswa-siswa diperbolehkan membuang sampah yang dihasilkan. Bila ada siswa yang sudah membuang sampah yang  sudah dihasilkan, maka diminta mengambilnya untuk dibuang secara bersama-sama pada waktu yang telah ditentukan dengan aba-aba dari guru kelas,” saran Zamroni.

“Banyak orang  di sekitar kita tahu kalau membuang sampah sembarangan itu tidak baik. Tapi kenyataannya hal ini masih terus dilakukan. Tidak semudah jawabannya. Alangkah baiknya bila aktivitas membuang sampah pada tempat bisa dijadikan kebiasaan dengan dilakukan berulang kali ada yang melihat maupun tidak dilihat orang,” terang Mochamad Zamroni.

Sekolah-sekolah yang berpartisipasi dalam workshop yang bertema 3R yang diselenggarakan SMP Al-Muslim Wadungasri ini adalah dari  MI Wedoro, MTs Tanada, SDN Tambak Rejo, SDAl Muslim Wadungasri, SDN Tambak Sumur, SDN Tambak Sawah, SMP Ispa Waru, SMP Zainudin, SMPN 1 Waru, SMPN 2 Waru, SMPN 3 Waru, dan SMPN 4 Waru. (1man)