Pembelajaran Lingkungan SD Muhammadiyah 3 Ikrom Di Kebun Bibit Wonorejo
SURABAYA – Kebun Bibit Wonorejo menjadi jujukan pembelajaran lingkungan hidup bagi sedikitnya 65 orang siswa dan guru SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage, Taman, Sidoarjo, Selasa (25/02). Dalam kegiatan yang bertema My Enviroment and I bersama Tunas Hijau, siswa kelas I dan II ini diajak untuk mempelajari proses pembibitan tanaman, pengenalan lingkungan dan pengolahan sampah organik serta non-organik.

Dalam pembinaan lingkungan ini, Satuman, aktivis Tunas Hijau mengajak mereka untuk mengenal lingkungan kebun bibit Wonorejo dengan cara berkeliling kebun bibit yang memiliki danau buatan ini. Pengenalan pertama, Satuman menerangkan mengenai pembibitan tanaman hias. “Pengenalan perkembangbiakan tanaman untuk siswa bertujuan agar mereka mengerti dan mau melestarikan lingkungan dengan merawat serta membudidayakan tanaman di lingkungan sekitar,” ucap Satuman.
Dengan mengambil salah satu bibit pohon pucuk merah, Satuman menjelaskan bahwa cara melestarikan lingkungan adalah dengan membudidayakan atau memperbanyak. “Kalian tahu tidak bagaimana cara memperbanyak tanaman, iya tanaman atau pohon yang ada disekitar kita merupakan sumber kehidupan makhluk hidup. Memperbanyak tanaman atau pohon salah satu cara menjaga bumi tetap sehat. Sedangkan salah satu caranya adalah dengan mencangkok, pembibitan dan stek atau memotong,” terang Satuman.

Tidak hanya pengenalan lingkungan saja, anak-anak usia 7 – 8 tahun ini diajak untuk bermain permainan snake and eagle. “Kami ingin memberikan kesan kepada mereka bahwa belajar lingkungan itu tidak selalu tegang, belajar lingkungan itu menyenangkan lho,” ucap Satuman. Uniknya, dalam permainan ini, Satuman memberikan tantangan yang harus dilakukan oleh seluruh peserta pembinaan lingkungan. “Siapa yang bisa menyebutkan 5 nama pohon yang ada di sekitar kebun Bibit Wonorejo ini,” tantang Satuman.
Sementara itu, peserta pembinaan lingkungan juga diajak untuk mengetahui pengolahan sampah organik dan anorganik. Satuman memperkenalkan salah satu pengolahan sampah anorganik yang dilakukan oleh Tunas Hijau adalah membuat kertas daur ulang. “Selain pengolahan sampah kertas menjadi kertas daur ulang baru, Tunas Hijau juga memperkenalkan pengolahan sampah organic, menjadi pupuk kompos,” ucap Satuman.
Momen makan siangpun dijadikan Tunas Hijau untuk mengajak mereka mengolah sampah sisa makanan dari bekal makan siangnya. “Teman-teman, kalau ada yang tidak habis makannya, jangan dibuang ditempat sampah ya, langsung saja dimasukkan ke dalam keranjang komposter ini. Nanti Kakak ajari cara mengolahnya,” tutur Satuman, aktivis Tunas Hijau.

Dengan dibantu oleh Maylaaf Aisyah Rawja Hanug Acegah, siswa kelas 1, Tunas Hijau menunjukkan cara mengolah sampah sisa makanan dengan menggunakan keranjang komposter. Tanggapan selepas kegiatan lingkunganpun disampaikan oleh Ratih Dwi Yuliawati, guru kelas 1, yang mengaku senang sekali bisa membawa anak-anaknya untuk lebih mengetahui lingkungan.

“Kami senang sekali anak-anak menjadi semakin tahu tentang lingkungan, pentingnya tanaman dan semakin peduli lingkungan dengan mengolah sampah organik menjadi kompos,” terang Ratih Dwi Yuliawati. Sebelum berakhir, sebagai rewardnya, Tunas Hijau mengajak mereka untuk membuat kertas daur ulang dengan memanfaatkan kertas bekas. (1man/ryn)