Peserta Kemah Hijau Jawa Timur Bersih-Bersih Pantai Kenjeran Demi Lestarikan Pesisir
SURABAYA – Pesisir menjadi muara atau ujung dari pembuangan gas buang dari aktivitas industri, seperti zat buang dari pemukiman penduduk, zat buang dari perkantoran dan pembuangan sampah. Sampah tersebut berasal dari sungai yang mengalir hingga menuju ke pesisir. Menyadari bahaya yang mengancam kehidupan keanekaragaman hayati di bawah laut dengan adanya temuan sampah tersebut, Tunas Hijau mengajak peserta Kemah Hijau Jawa Timur untuk menggelar aksi bersih-bersih pantai Kenjeran, Senin (23/06).

Fakta tersebut yang disampaikan Tunas Hijau kepada 400 orang perwakilan siswa dan guru peserta Kemah Hijau Jawa Timur yang digelar Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jawa Timur bersama Tunas Hijau di Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran. Menurut penuturan Ali Felyndra, aktivis Tunas Hijau, mengatakan bahwa sampah bisa membunuh hewan laut, terumbu karang dan mikroorganisme.yang ada di bawah laut.
“Jadi siapa yang mau bantu kakak buat ambil sampah-sampah di sekitar area perkemahan. Karena kalau pesisir ada banyak sampah, akibatnya adalah sampah tersebut dianggap sebagai makanan oleh hewan,” ajak Ali Felyndra. Ajakan aktivis Tunas Hijau, itupun ditanggapi langsung oleh peserta Kemah Hijau Jawa Timur yang bertempat di taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran. Dengan membawa serta puluhan karung glangsing sebagai wadah sampahnya, secara berkelompok mereka mulai melakukan aksi bersih-bersih Pantai Kenjeran.

Menurut penuturan Bintang Eka Ayu, siswa SMAN Sooko, Mojokerto mengungkapkan ini kali pertama dirinya mengikuti aksi bersih-bersih pantai. “Biasanya kami sering melakukan aksi bersih-bersih desa bukan pantai, jadi pengalaman ini seru sekali,” ungkap Bintang Eka. Sementara itu, tidak hanya sekedar melakukan aksi bersih-bersih pantai Kenjeran saja, Ali Felyndra, aktivis Tunas Hijau, memberikan komando untuk dilakukan pemilahan sampah sekaligus.
“Kalau bisa, sekalian dipisahkan sampah yang sudah terkumpul, biar kalian nanti tidak kerja dua kali, jadi masing-masing kelompok membawa 2 karung untuk sampah organik dan nonorganik,” tutur Ali Felyndra. Sebanyak 114 sekolah dasar, SMP dan SMA/SMK se provinsi Jawa Timur berpartisipasi dalam kegiatan peringatan hari Lingkungan Hidup se dunia ini.

Dalam kegiatan bersih-bersih pantai ini, sebanyak 12 karung glangsing dan 6 tempat sampah berhasil dikumpulkan oleh peserta Kemah Hijau Jawa Timur. Beberapa siswa diantaranya memiliki kesimpulan setelah mereka menjalankan aksi bersih-bersih pantai Kenjeran. Salah satunya adalah Jafar Muasidiq, siswa SMAN 2 Pasuruan, yang mengatakan bahwa sebagian besar sampah yang mereka temui di laut adalah sampah plastik. “Selama aksi bersih-bersih, banyak sekali sampah kemasan plastik sekali pakai yang tidak bisa hancur oleh tanah,” ucap Jafar Masidiq. (melissa/ryn)