Wilda Safira, Siswa SMAN 11, Peserta Terbaik Kemah Hijau Kota Surabaya 2014

SURABAYA – Minggu (15/6), Menjadi momen yang menegangkan sekaligus menyenangkan tersendiri bagi peserta Kemah Hijau Surabaya 2014. Pasalnya, hari ini adalah pengumuman peserta terbaik kegiatan yang diselenggarakan Badan Lingkungan Hidup Surabaya bersama Tunas Hijau pada 16-17 Mei  lalu yang sebenarnya diselenggarakan di SMA Negeri 19. Acara pengumuman peserta terbaik Kemah Hijau ini bertempat di Taman Flora Bratang. 

Peserta terbaik Kemah Hijau Surabaya 2014, Iko Vaninda (dua dari kanan), siswa SMAN 13, terbaik III. Anisa Istiqomah, siswa SMAN 19, tengah,  peserta terbaik II. Wilda Safira, siswa SMA Negeri 11, peserta terbaik I
Peserta terbaik Kemah Hijau Surabaya 2014, Iko Vaninda (dua dari kanan), siswa SMAN 13, terbaik III. Anisa Istiqomah, siswa SMAN 19, tengah, peserta terbaik II. Wilda Safira, siswa SMA Negeri 11, peserta terbaik I

Peserta yang terpilih menjadi peserta terbaik Kemah Hijau Surabaya adalah Iko Vaninda, siswa SMAN 13 sebagai peserta terbaik III. Anisa Istiqomah, siswa SMAN 19, terpilih sebagai peserta terbaik II dan Wilda Safira, siswa SMA Negeri 11, sebagai peserta terbaik I.

“Saya tidak menyangka saya yang menjadi salah satu peserta terbaik Kemah Hijau Kota Surabaya. Karena saya rasa peserta yang lain juga punya semangat yang tinggi akan upaya pelestarian lingkungan khususnya pada upaya pelestarian pesisir pantai,” ucap siswa yang terpilih sebagai peserta terbaik II, Anisa Istiqomah.

Tidak hanya melakukan pengumuman peserta terbaik Kemah Hijau Surabaya 2014, Tunas Hijau juga mengajak seluruh peserta menimba ilmu pengolahan sampah organik ke rumah kompos di sudut Taman Flora Bratang.

“Ternyata kota Surabaya berusaha membuat taman dengan pengolahan yang mandiri. Salah satunya dengan membuat kompos sendiri seperti di rumah kompos Taman Flora Bratang ini,” tutur Wilda Safira, siswa SMA Negeri 11, saat berkunjung ke rumah kompos Taman Flora Bratang Surabaya.

“Melalui kunjungan ke Rumah Kompos Bratang ini diharapkan dapat memahami dan mempraktekan pengolahan sampah organik di lingkungan terdekatnya. Seperti di sekolah maupun di lingkungan keluarganya,” tutur Satuman, aktivis Tunas Hijau, saat memberikan arahan pengolahan sampah organik.

Peserta Kemah Hijau Surabaya 2014 diajak mengunjungi Rumah Kompos Bratang
Peserta Kemah Hijau Surabaya 2014 diajak mengunjungi Rumah Kompos Bratang

Pengolahan sampah organik di Rumah Kompos Taman Flora Bratang Surabaya menggunakan mesin pencacah sampah organik karena jumlah sampahnya yang sangat banyak. Aktivis Tunas Hijau yang berperawakan tinggi ini menjelaskan bahwa tanpa mesin pencacah juga bisa mengolah sampah organik jadi kompos. “Hanya saja perbedaannya sedikit lama pada prosesnya bila dilakukan tanpa mesin pencacah,” ujar Satuman.

Harapannya, seluruh peserta Kemah Hijau Surabaya 2014 juga tetap bisa menjaga eksistensinya di bidang pelestarian lingkungan hidup. “Kedepannya, diharapkan tidak hanya siswa yang terpilih menjadi peserta terbaik saja yang aktif di kegiatan lingkungan. Tapi, semua peserta juga bisa tetap aktif dalam upaya pelestarian lingkungan,” ucap Satuman, aktivis Tunas Hijau. (one/ris/ro)