Eka Fadiyah Wati, Guru Pembina LH SDN Ujung IX

Semangat peduli lingkungan hidup guru perempuan yang satu ini sangat luar biasa. Dia tidak segan untuk belajar mengenai kiat-kiat mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan kepada siapapun. Eka Fadiyah Wati, namanya. Dialah guru pembina lingkungan hidup SDN Ujung IX Surabaya.

Dengan kegigihannya dan komitmen peduli lingkungan hidup dari Kepala SDN Ujung IX Bambang Sukarno dan dukungan dari guru-guru yang lainnya, kesan kumuh yang sebelumnya identik dengan sekolahnya menghilang. Kini sekolahnya menjadi berbudaya lingkungan. Pada Surabaya Eco School 2016, SDN Ujung IX menjadi juara pertama kategori SD.

“Saya mempunyai keinginan kuat agar SDN Ujung IX menjadi sekolah sebagai hunian sementara yang mampu memberikan tauladan kepada siswa untuk peduli dan cinta lingkungan,” kata Eka Fadiyah Wati, yang tinggal di Jl Tambak Wedi Baru XVI / 93 Surabaya ini. Yang paling sederhana, menurutnya, sudah tidak ada lagi warga sekolahnya dan keluarganya yang membuang sampah sembarangan.

Harapannya juga, keluarga bisa menjadi mitra terbaik bagi sekolah untuk membiasakan sikap cinta dan peduli lingkungan sejak dini, dan mampu menjadi penyeimbang untuk mendukung program lingkungan di sekolah. “SDN UJUNG IX harus menjadi sekolah ramah lingkungan dengan dukungan semua keluarga siswa,” harap Eka.

Menurut Eka, ada tantangan yang dihadapi sekolahnya untuk mewujudkan sekolah ramah lingkungan. “Dari faktor sekolah, tentunya 3 sekolah yang baru merger dengan jumlah siswa 1320 orang dan guru yang tak sedikit adalah hal yang tak mudah menyatukan visi misi untuk mewujudkan asa,” kata guru yang mewajibkan membeli buku tiap bulan ini.

Eka, yang notabene baru 1 tahun bergabung, merasa butuh aksi nyata untuk bisa mewujudkan keinginan dan lebih peduli dengan lingkungan hidup. “Bagi saya untuk mewujudkan sekolah ramah lingkungan hidup berarti harus terus bergerak dengan aksi nyata,” katanya.

Untuk tantangan dari faktor keluarga kader lingkungan, dia merasa tak mudah mengubah mindsetseseorang untuk lebih peduli dengan lingkungan. “98℅ keluarga siswa SDN Ujung IX Surabaya yang berlatar belakang Madura dan rata-rata diantara mereka tinggal di pemukiman kos-kosan yang sepertinya tak mudah mewujudkan keluarga zero waste,” ujar Eka.

Beberapa kali, Eka melakukan kunjungan ke rumah siswa kader lingkungan sekolahnya. “Rasanya prihatin dengan sikap dari masyarakat yang tinggal di kos-kosan dan masih seringnya membuang sampah di sungai Jati Purwo,” kata Eka Fadiyah Wati yang lahir di Surabaya, 14 November 1982 ini.

Dari faktor diri sendiri, dia merasa harus bisa membagi waktu seefisien mungkin antara menjadi pembina lingkungan dan mengajar dengan jumlah rombongan belajar yang banyak tiap pekannya. “Saya mencoba menjadi seperti yang saya inginkan dan melibatkan Tuhan di dalamnya. Insya Allah tidak ada yg sia-sia,” ujar Eka. (ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *