Sekolah Di Dalam Hutan SMKN 10 Surabaya

Suasana sekolah di dalam hutan tidak hanya bisa dirasakan di luar Surabaya. Di kota metropolis ini juga ada sekolah di dalam hutan. Sekolah itu ialah SMK Negeri 10 Surabaya. Alasannya, sekolah yang berlokasi di Jalan Keputih Tegal ini memiliki lebih 500 pohon dengan 55 jenis pohon yang berukuran lebih dari 100 cm. Jumlah pohon itu berdasarkan pendataan terakhir rekapitulasi pohon di sekolah yang belum lama ini dilakukan.

Jumlah sebanyak itu masih belum termasuk jumlah tanaman hias dengan tinggi kurang dari 100 cm yang tersebar di area sekolah. Menurut Elisabeth Andriningtyas, guru pembina lingkungan hidup sekolah ini, mereka memang mempunyai rencana menjadikan sekolah seluas 19.086 m2 hutan sekolah yang pohonnya bisa dimanfaatkan oleh warga sekolah. “Kami memikirkan rencana program lingkungan yang dapat menunjang proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih nyaman,” ucap Elisabeth.

Pencapaian tim lingkungan hidup ini tidak bisa dibilang instan. Untuk bisa menjadikan hutan seperti sekarang, mereka harus menempuh perjalanan yang panjang, lengkap dengan permasalahannya. Realisasi hutan sekolah dimulai saat kali pertama mengikuti gelaran program Surabaya Eco School 2011. Dengan luas lahan yang mumpuni, mereka mendapatkan bantuan banyak pohon yang sudah besar dari Tunas Hijau yang langsung ditanam dengan melibatkan warga sekolah.

Momen penambahan terus dilakukan dari tahun ke tahun, mulai dari memanfaatkan momen penerimaan siswa baru, melalui program lingkungan hingga saat mendapatkan kunjungan dari tamu-tamu penting. Salah satunya adalah saat Michaela Newnham, istri konjen Amerika Serikat saat itu, yang berkunjung ke sekolahnya melalui Surabaya Eco School 2014. “Setiap tahun, kami selalu melakukan penambahan pohon, salah satunya dengan istri Konjen Amerika  dan tamu internasional yang lainnya,” ujar Elizabeth.

Dari 55 jenis pohon yang ada di sekolah, terdapat pohon yang termasuk jarang di Surabaya seperti pohon juwet dan buni keraton. Jenis pohon lainnya yakni pohon produktif seperti akasia, ketapang, sukun, beringin, jati, angsana, pisang kipas, waru merah, trembesi, tanjung, kemuning, dadap merah, tabe buya, bintaro, mojo, sawo kecik, kelengkeng, , mangga, kayu putih dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebagian besar pepohonan yang ada di sekolah sudah ada label atau nama pohonnya.

Suka duka untuk merawat pepohonan dan tanaman lainnya yang ada di sekolah benar-benar dirasakan oleh kader lingkungan yang dikenal dengan nama Jooroyo. Seperti setiap tahunnya selalu ada pohon atau tanaman yang mati, kemudian diganti dengan pohon baru, dan sistem penyiraman yang manual menggunakan selang dengan panjang hampir mencapai 20 meter. Seperti yang disampaikan oleh Rifki Maulana, ketua kader lingkungan saat bersama kader lain melakukan pendataan pohon.

“Kalau untuk perawatan tanaman dan pohon ini kami dibantu oleh karyawan kebersihan atau caraka dari sekolah, penjaga sekolah, guru-guru hingga warga sekolah lainnya juga membantu. Tetapi, setiap harinya kami selalu pulang lebih lama daripada siswa lainnya. Karena kami masih harus melakukan penyiraman dan pemupukan terhadap pepohonannya,” jelas Rifki, siswa kelas 11. Mereka juga masih akan menambah jumlah pohon dan tanaman dengan melibatkan warga sekitar. (ryn)

Keterangan foto utama: Lebih dari 55 jenis pohon dan 500 pohon tumbuh subur di SMKN 10 Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *