BAMBANG SUKARNO, Eco Headmaster (Elementary) of the Year 2016
SDN Ujung IX Surabaya berada di kawasan yang dikenal kumuh, di Jalan Sawah Pulo. Sekolah ini merupakan penggabungan tiga sekolah, yaitu SDN Ujung IX, SDN Ujung X dan SDN Ujung XI sejak 2015. Sekolah ini juga memiliki jumlah siswa yang sangat banyak, yaitu sekitar 1200 orang.
Di bawah kepemimpinan Bambang Sukarno, sekolah ini terus meninggalkan wajah kekumuhannya dan terus menapaki perubahan menjadi sekolah yang berbudaya lingkungan hidup. Pada Awarding Surabaya Eco School 2016, Bambang Sukarno menerima penghargaan Eco Headmaster (Elementary) of the Year 2016 dari Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
“Saya ingin menciptakan SDN Ujung IX yang hijau, bersih dan nyaman. Suatu kondisi lingkungan hidup yang tentunya sangat berbeda dari kondisi umumnya di sekitar sekolah ini, yang menjadi tempat tinggal siswa kami,” kata Bambang Sukarno mengenai harapannya untuk lingkungan hidup di sekolah yang dikepalainya ini.
Banyak upaya nyata lingkungan hidup yang sudah dilakukan Bambang Sukarno di SDN Ujung IX. “Untuk meminimalisasi sampah kemasan dan alasan kesehatan, siswa SDN Ujung IX dilarang jajan di luar sekolah saat istirahat. Kami juga membenahi kantin sekolah,” ujar Bambang Sukarno yang mulai bertugas di SDN Ujung IX sejak April 2015 ini.
Pengolahan sampah juga sudah dilakukan dengan hasil terukur di SDN Ujung IX yang meraih Juara I kategori SD pada Surabaya Eco School 2016 ini. “Sampah organik kami olah menjadi kompos dengan keranjang takakura. Sampah non organik diolah menjadi barang daur ulang oleh warga sekolah,” tutur Bambang Sukarno.
Pengalaman sebulan mendapat tugas belajar di Korea Selatan memberi bekal kepala sekolah yang lahir pada 6 Juni 1966 ini dalam menyiapkan SDN Ujung IX menuju sekolah berbudaya lingkungan. “Di Korea, ada dokter UKS di masing-masing sekolah,” ujar Bambang Sukarno.
Bagi Eka Fadiyah Wati, guru pembina lingkungan hidup SDN Ujung IX, Bambang Sukarno adalah sosok yang mampu menjadi motivator dalam berbagai hal. “Beliau mampu memberikan motivasi dan semangat ketika kami mulai rapuh dengan proses,” kata Eka Fadiyah Wati.

Bahkan Bambang Sukarno pernah mengatakan bahwa program peduli lingkungan hidup bukan program perorangan melainkan program unggulan SDN Ujung IX. “Jika tidak mau mendukung, yang PNS (pegawai negeri sipil) monggo ingin dimutasi kemana dan yang guru tidak tetap, pegawai tidak tetap atau outsourcing ingin diselesaikan kontraknya,” ujar Fadiyah menirukan pernyataan Bambang Sukarno, kepala sekolahnya.
Segitu hebatnya kalimat itu hingga semua warga sekolah benar-benar mendukung program lingkungan hidup di sekolah meski dengan banyak cara menyikapinya.
Meski tempat tinggalnya jauh di perumahan Driyorejo Gresik tapi Bambang Sukarno selalu datang lebih pagi bahkan mendahului para guru dan karyawan SDN Ujung IX. Kebiasaan datang lebih awal itu sering dimanfaatkan Bambang Sukarno untuk mengawasi sudut-sudut sekolah yang belum dibersihkan. (ron)