Kasimin, Kepala SMPN 24 Surabaya
Bagi banyak sekolah, menyiapkan kantin sekolah yang sehat dan bebas dari sampah non organik kemasan makanan dan minuman sekali pakai adalah sebuah momok. Tidak bagi SMPN 24 Surabaya yang dikepalai oleh Kasimin. Di lokasi sekolah lama, kantin SMPN 24 bebas sampah plastik. Pindah di lokasi baru, kantin SMPN 24 juga bebas sampah plastik.
“Kantin bebas sampah kemasan plastik bisa diwujudkan dengan larangan penggunaan kemasan plastik makanan minuman sekali pakai. Makanan dan minuman yang dijual juga tidak boleh instan. Sari buah yang dijual juga harus dari buah asli,” ujar Kepala SMPN 24 Surabaya Kasimin.
Hasilnya, semua makanan yang dijual di kantin sekolah disajikan dengan piring. “Semua minuman yang dijual di kantin juga disajikan dalam gelas yang bisa digunakan berulang kali,” jelas kepala sekolah kelahiran Surabaya, 19 April 1964 ini. Dia menjelaskan bahwa kantin juga tidak boleh ada kompor serta aktivitas memasak di sekolah.
Cara menangani penjual kantin yang melanggar aturan, menurut Kasimin, harus dengan teguran. “Pelanggaran pertama dengan teguran lisan. Pelanggaran kedua dengan teguran tertulis. Pelanggaran ketiga dengan penghentian sementara. Teguran lisan pernah dilakukan. Teguran tertulis juga pernah. Tapi penghentian sementara belum ada,” kata Kasimin bangga.
Kasimin mendambakan sekolahnya yang berlokasi di Jl Kebraon Indah Permai Blok K nomor 23 A Surabaya ini menjadi sekolah yang rindang, asri dan nyaman dan sehat. “Jenis sampahnya diminimalkan. Sampahnya dibedakan. Organik diolah menjadi kompos. Jenis sampah non organik yang ada hanya kertas dan langsung diolah warga sekolah,” harap Kasimin.
Warga sekolah yang sudah dibiasakan berbudaya lingkungan hidup, harap Kasimin, juga bisa menerapkannya di rumah dan sekitar tempat tinggal. “Sekolah menjadi tempat yang sangat nyaman untuk aktivitas belajar dan mengajar. Penggunaan listrik dan air juga bisa dihemat,” harap Kasimin yang tinggal di Jalan Ngaglik Kuburan 30 A Surabaya.
Sementara itu, hutan sekolah dan ruang terbuka hijau juga berhasil diwujudkan Kasimin di sekolah yang lokasinya baru pindah sekitar 2 tahun lalu ini. Di hutan sekolah, ada 200 sengon laut yang sudah tumbuh rimbun. Untuk lahan hijau terbuka yang lain, ada beragam petak tanah di sekolah yang dimanfaatkan untuk perawatan beragam tanaman pertanian. (ron)