Puteri Lingkungan Hidup 2005 Marisa Tania
Menjadi Puteri Lingkungan Hidup 2005 merupakan pengalaman yang tak terlupakan bagi Marisa Tania. “Sebagai Puteri Lingkungan Hidup 2005, aku sangat beruntung mendapat kesempatan berinteraksi dengan anak-anak pecinta lingkungan dari berbagai daerah di tanah air. Aku juga berinteraksi dengan anak-anak dari banyak negara,” kata Marisa Tania.
Bagi Marisa Tania, yang kini tinggal di Amerika Serikat, masa SMP menjadi masa yang sangat indah. “Saya tidak hanya memiliki teman-teman satu misi yang peduli lingkungan hidup selama masa SMP. Menjadi bagian dari Tunas hijau juga mengembangkan kemampuanku dalam berorganisasi,” ujar cewek yang kini tengah melanjutkan study Fashion Journalism di Amerika Serikat ini.
Marisa kali pertama mengikuti Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2003 dan berlanjut ikut lagi sebagai peserta pada tahun 2005. “Sejak masa perlombaan, aku sudah termotivasi untuk membuat projek ramah lingkungan menggunakan enceng gondok untuk penjernihan sungai dan bersosialisasi dengan penduduk di Kalimas,” ujar Marisa yang juga alumni SMAk St Louis 1 Surabaya ini.
Proyek itu memberikan pengalaman yang manis dan pahit bagi Marisa Tania. “Kebahagiaan bisa berinteraksi dengan anak-anak bantaran sungai Kalimas itu masih bisa kurasakan sampai sekarang. Aku bahagia dapat bermain dengan anak-anak Kalimas itu. Aku juga melihat betapa banyaknyaimprovement yang diperlukan, mulai dari kondisi mental, sosial, ekonomi, dan terutama kebersihan personal dan lingkungan,” tambah Marisa Tania yang pernah mengikuti Children World Summit di negara Jepang pada 2005 ini.
Saat lolos tahap final, Marisa Tania merasakan bahwa karantina dan pelatihan lingkungan hidup bagi finalis yang diberikan Tunas Hijau membuatnya mengerti jenis-jenis habitat. “Saya merasakan masalah lingkungan yang sedang kita hadapi, dan solusi yang dapat kita mulai dari diri sendiri,” terang Marisa Tania yang pernah mewakili Indonesia menghadiri International Children’s Conference on the Environment 2004 di Amerika Serikat ini.
Tidak hanya dari segi pengetahuan, tempat karantina di Trawas, Mojokerto sangatlah indah bagi Marisa Tania. “Tempatnya jauh dari keramaian kota. Aku masih ingat setelah para finalis berjalan kaki di hutan dan berenang di sungai, kami duduk di tepi jalan sambil menikmati pecel belut dan minum langsung dari mata air. Momen itu begitu damai,” tutur Marisa yang juga pernah dua kali mengikutiCross Culture Environment Education Exchange di Australia Barat ini.
Terpilih menjadi Puteri Lingkungan Hidup 2005 membuat Marisa Tania belajar bahwa mimpi bisa tercapai dengan berusaha keras dan keseriusan. “Bertemu dengan anak-anak dari ratusan negara mengingatkanku pentingnya bahasa Inggris, dan membuatku sadar tentang betapa besarnya budaya yang ada di dunia. Dalam hidup, kita bisa meraih kesempatan yang tak terbatas,” kata Marisa Tania
Bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar kala itu juga menjadi kebanggaan seumur hidup. “Bersama Tunas Hijau kami juga melakukan kampanye lingkungan hidup di sekolah-sekolah. Kami ditantang untuk menguji kreativitas, memproduksi drama, presentasi, bahkan meluncurkan album lingkungan hidup,” tutur Marisa.
Pesan Marisa Tania untuk anak-anak Indonesia agar jangan takut mencoba hal yang baru. “It’s nice not knowing what’s coming and always know that we have endless possibility in life. Do what you love, enjoy every single moment of your day, and always give your 100 percent,” kata Marisa Tania yang lahir 31 Agustus 1991 ini.
“Adalah bagus tidak mengetahui apa yang akan terjadi dan selalu tahu bahwa kita memiliki kemungkinan tak terbatas dalam hidup. Lakukan apa yang Anda cintai, nikmati setiap saat dari hari Anda, dan selalu memberikan 100 persen Anda,” terang Puteri Lingkungan Hidup 2005 Marisa Tania.(ron)