TRI WAHYUNINGTYAS, Guru “Pencetak” Pangeran & Puteri Lingkungan Hidup
Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup adalah program yang sudah digelar sejak 15 tahun lalu, tepatnya sejak 2002. Awalnya, peserta program ini adalah anak berusia 10 – 15 tahun atau siswa SD dan SMP dalam satu kategori. Sejak pelaksanaan tahun 2009, program ini hanya dikhususkan bagi siswa SD.
Sudah 5 kali pelaksanaan penganugerahan ini, sejak 2009 yang dikhususka SD, siswa SDN Kaliasin I Surabaya berhasil menjadi pangeran dan/atau puteri lingkungan hidup. Hanya pada pelaksanaan tahun 2010 saja, pangeran dan puteri lingkungan hidup bukan berasal dari SDN Kaliasin I Surabaya.
Tri Wahyuningtyas, guru pembina lingkungan hidup SDN Kaliasin I Surabaya, menjadi sosok di balik keberhasilan sekolah ini pada program Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup.
Proyek lingkungan hidup yang menjadi prasyarat anak-anak bisa mengikuti penganugerahan ini digarap dengan serius di sekolah yang berlokasi di seberang Gedung Negara Grahadi Surabaya ini. “Proyek tidak boleh asal-asalan. Penentuan ide proyek harus dari anak yang bersangkutan,” kata Tri Wahyuningtyas.
“Setelah proyek lingkungan hidup dipilih dan dikerjakan oleh siswa, maka tugas belum seketika tuntas. Guru harus memotivasi siswa untuk mengerjakan proyek tersebut secara berkelanjutan. Pada aksi-aksi pertama, siswa sering harus didampingi,” tutur guru kelahiran Kediri, 2 Mei 1981 ini.
Siswa juga harus dipastikan membuat jadwal pelaksanaan aksi untuk proyeknya. Semakin sering aksi proyek lingkungan hidupnya dilakukan oleh siswa, maka semakin bagus dampak yang akan diberikan. “Siswa harus dibiasakan mencatat capaian aksi proyek yang telah dilakukan,” jelas guru yang mahir berbahasa Inggris ini.
Bagi Tri Wahyuningtyas yang sudah tiga kali bepergian ke Australia untuk mengikuti programexchange ini, siswa harus dihindari melaksanakan proyeknya sendirian. “Siswa juga harus dibimbing untuk membentuk tim pendamping dalam melaksanakan proyek lingkungan hidupnya. Tim pendamping adalah siswa teman dekatnya didampingi oleh seorang guru,” terang Tri Wahyuningtyas.(ron)