Ahmad Sya’roni, Kepala SMPN 17 Surabaya

Budaya peduli lingkungan hidup harus dioptimalkan kepada warga sekolah. Bukan sekedar melalui rencana atau cerita. Motto itulah yang disampaikan oleh Kepala SMPN 17 Surabaya Ahmad Sya’roni guru, karyawan dan siswa sekolah yang dipimpinnya.

Kepala sekolah yang hobi bernyanyi dan bersepeda ini berusaha melengkapi fasilitas pendukung kegiatan lingkungan hidup di sekolahnya. Diantaranya ada green house, rumah jamur, kolam ikan, hidroponik, komposter dan tempat sampah secara terpilah. Menurutnya, agar bisa mengajak warga sekolah bisa satu tujuan dalam mengembangkan kegiatan lingkungan di sekolah, perlu diberikan fasilitas pendukungnya terlebih dahulu.

Syaroni pertama kali menjadi nahkoda di sekolah di Jalan Raya Tenggilis Mejoyo 1 pada 8 Februari 2014. Dia mengawali memimpin sekolah itu dengan mengumpulkan seluruh stakeholders untuk diberikan sosialisasi visi dan misinya dalam memimpin sekolah. Salah satu program lingkungan yang gencar digaungkan adalah pembiasaan diri untuk memungut sampah di sekitar.

Menurutnya, untuk membentuk karakter warga sekolah menjadi peduli terhadap lingkungan adalah dengan mengajak mereka melakukan aksi nyata yang aplikatif. “Saya ingin membentuk budaya peduli lingkungan di SMPN 17 Surabaya. Karakter warga sekolah yang tidak hanya baik, sopan tetapi juga peduli lingkungan dengan aksi nyata sederdana,” ujar Syaroni.

Aksi nyata sederhana itu, menurut Syaroni, diantaranya melalui aplikatif sederhana yakni memungut sampah yang ada di sekitar mereka. “Saya berharap warga sekolah bisa tanggap untuk selalu membuang ke tempat sampah sesuai dengan jenisnya,” ucap kepala sekolah yang juga pengajar Matematika ini.

Bagi Syaroni, kegiatan lingkungan dapat meningkatkan produktifitas kinerja kerja individu. “Terlibat aktif dalam kegiatan lingkungan hidup bisa meningkatkan kesehatan menjadi motivasi tersendiri bagisaya,” tutur sosok kelahiran Surabaya, 2 Agustus 1968 ini. Menurutnya, semakin banyak kegiatan lingkungan yang dilakukan secara berkelanjutan, hasilnya akan berkorelasi dengan meningkatnya kesehatan tubuh orang tersebut.

“Saya ambil contoh, aksi nyata menanam tumbuhan dan mengolah sampah organik diolah jadi kompos. Dengan begitu secara tidak langsung berdampak pada kualitas kesehatan kita. Coba kalau kita tidak mengolah sampah organik, yang ada bibit penyakit akan siap menyerang tubuh kita,” tuturnya.

Bahkan, tidak segan-segan pribadi yang dikenal supel dan adaptable ini turun langsung dalam aksi nyata di sekolah seperti kerja bakti, menanam cabai dan panen jamur. Selama 3 tahun menjadi nahkoda SMPN 17 Surabaya, kepala sekolah lulusan S2 Teknologi Pembelajaran UNIPA (Universitas PGRI Adi Buana) ini kerap tampil bersama dengan tim yel-yel lingkungan sekolahnya. Syaroni juga tidak segan ikut serta mendampingi anak didiknya melakukan aksi tanam mangrove dalam rangka Hari Bumi 22 April 2017 bersama Tunas Hijau di Wonorejo.

Pembiasaan melakukan aksi lingkungan ternyata membawa dampak hingga di rumah. Sya’roni mengaku melakukan aktivitas lingkungan menjadi salah satu sarana untuk meluapkan ekspresi untuk hobi menanamnya.

“Saya di rumah sudah menanam banyak pohon dan tanaman. Seperti pohon mangga, belimbing, jambu darsono, tanaman obat serta tanaman hias. Saya juga membuat biopori di berem jalan depan rumah,” ujar kepala sekolah alumni S1 FKIP Matematika Unitomo Surabaya ini. (ryn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *