Mamik Sri Utami, Sosok Inspiratif Pembina LH SDN Sememi I Surabaya
Tegas, lugas dan ulet merupakan karakter yang banyak dijelaskan orang dari sosok pembina kader lingkungan hidup ini. Mamik Sri Utami, namanya. Sepak terjangnya di dunia pelestarian lingkungan hidup dimulai tahun 2007 di SDN Kandangan I Surabaya, waktu itu terdorong impiannya yang ingin membuat sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan hidup.
Sampai saat ini, impian dan semangatnya terus dibawa di sekolah baru tempatnya mengajar saat ini, yaitu SDN Sememi I di Jalan Kendung, Benowo. “Bu Mamik itu orangnya disiplin, tegas dan baik. Beliau sering mengajak dan mengajarkan cara menanam dan pengomposan ke kader lingkungan. Seperti kemarin, bersama 40 kader lingkungan, Bu Mamik mengajari kami cara menanam biji tomat dan bibit tanaman cabai di sekolah dengan menggunakan polibag,” tutur Nazwa Nuha Azara, siswa kader lingkungan SDN Sememi I.
Dalam kesehariannya, Mamik, panggilan akrabnya, selalu meluangkan waktu untuk merawat tanaman di sekolah dan di rumah. Perawatan tanaman di sekolah dilakukannya sendiri maupun dengan mengajak siswa kader lingkungan hidup.
“Kalau ada waktu luang atau pas istirahat, saya sendiri atau sama anak-anak menyirami tanaman yang ada di green house atau pertanian yang ada di belakang sekolah. Bisa juga kalau lingkungan terlihat ada sampah berserakan, maka saya ajak anak-anak untuk PUSALIMA (pungut sampah 5 menit) dan sampai bersih,” ujar guru yang dicap cerewet soal lingkungan hidup oleh banyak siswa.

Wanita kelahiran 28 November 1965 ini sedikitnya telah mencetak 100 siswa menjadi kader lingkungan hidup di sekolah barunya. Menurutnya, semakin banyak kader lingkungan hidup dalam satu sekolah, maka semakin mudah untuk menciptakan sekolah berbudaya ramah lingkungan. Kiat-kiat tersebut juga dibagikan ke rekan sekerjanya. Dia meyakini bahwa setiap guru bisa menjadi teladan peduli lingkungan hidup dalam keadaan apapun.
Semangatnya semakin menggebu-gebu ketika jerih payahnya mendapatkan apresiasi dan sekolahnya mendapatkan prestasi. “Waktu itu mendapatkan wejangan langsung oleh Walikota Surabaya Ibu Tri Rismaharini di Istana Negara bersama Gubenur Jawa Timur Soekarwo, saat menerima penghargaan program Adiwiyata Mandiri. Rasanya bercampur aduk,” ujar Mamik Sri Utami.
Dijelaskan Mamik, bahwa rasanya bercampur aduk. “Antara senang, haru dan bersemangat. Saat itulah saya ingi berkomitmen dimanapun dan kapanpun terus meningkatkan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan,” kata Mamik Sri Utami menjelaskan kesannya setelah mendapat wejangan dari Walikota Surabaya dan Gubernur Jatim.
Mamik mengaku mendapatkan dorongan motivasi dari suaminya, agar menanamkan penting peduli lingkungan hidup dengan membuang sampah pada tempatnya. Sampah bagi Mamik merupakan musuh dan sekaligus laba. Grebek sampah istilah berburu sampah plastik, kertas dan buku bekas lalu dikumpulkan untuk dijual dan dananya digunakan untuk pengelolahan lingkungan hidup.
Menurut Kepala SDN Sememi I Susi Diani, Mamik Sri Utami ialah pembina lingkungan hidup yang sangat aktif. “Dia orangnya antusias terhadap lingkungan. Berkat tim adiwiyata dan ketegasan Bu Mamik, sekarang ada perubahan fisik dan perilaku yang lebih baik lagi di sekolah,” terangnya. Nazwa Nuha Azara, siswa dan kader lingkungan, menambahkan kalau sosok pembinanya itu disiplin, tegas dan baik.
Rencananya, untuk program lingkungan hidup di sekolah, Mamik akan membuat inovasi menanam dengan cara menggunakan hidroponik. Baginya menikmati sayur dan buah-buahan dari hasil panen kebun sendiri rasanya lebih nikmat dan sehat dibandingkan dengan membeli. Karena banyak fakta yang menjelaskan bahaya pestisida dan pupuk kimia yang mengancam kesehatan manusia dan pencemaran lingkungan hidup. (one)