Nanik Irawati, Guru Perubahan Lingkungan Hidup SMPN 3 Surabaya
Sosok guru enerjik dan pantang menyerah ini mampu membawa atmosfer kegiatan lingkungan di SMPN 3 Surabaya tampak berbeda dari sebelumnya. Sejak datang pertama kali pada tahun 2007, dirinya dipercaya sebagai penanggung jawab kegiatan lingkungan di sekolah.
Salah satu motivasinya kala itu adalah ingin memperkenalkan kepada warga sekolah tentang perilaku ramah lingkungan dan menerapkan perilaku bersih, sehat dan hijau di sekolah. Namun, kiprahnya kala itu masih menjadi gerakan yang minim dukungan dari warga sekolah sekolah.
Minimnya dukungan tidak membuatnya patah arang. Sosok bernama lengkap Nanik Irawati ini terus berjuang mengajak warga sekolah untuk peduli terhadap lingkungan melalui berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukannya adalah melakukan gerakan operasi sampah setiap selesai istirahat.
Upaya ini perlahan memberi dampak pada perubahan karakter siswa yang mau membuang sampah di tempatnya. Warga sekolah jadi mau mengambil sampah yang berserakan meskipun itu bukan sampahnya. Warga juga tergerak untuk mengajak mereka menanam di sekolah dengan lahan sangat terbatas.
Barulah, di era kepemimpinan Budi Hartono, kepala SMPN 3 yang baru, guru lulusan S2 Universitas PGRI Adi Buana ini mulai menunjukkan tajinya. Bagaikan gerak motor, dengan kecepatan penuh, Nanik segera membentuk tim lingkungan dan merancang berbagai macam program lingkungan hidup di sekolah yang melingkupi tema sampah, air, keanekaragaman hayati dan listrik.
“November tahun 2016 lalu, kami berhasil menjadi sekolah juara dalam lomba hemat energi yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),” ujar Nanik. Berbekal prestasi tersebut, dirinya yang lebih dikenal sebagai manager hemat energi di sekolah mempunyai program unggulan yakni ISMAIL (Istirahat Matikan Listrik/Lampu).
Dalam ajang ini, dirinya berhasil mengajak ikut serta warga sekolah menurunkan penggunaan energi listrik selama 4 bulan secara berkala. “Tidak hanya melakukan pengukuran secara real, melainkan kami juga mengimplementasikan hemat energi di rumah-rumah siswa yang tinggal di dekat sekolah agar mudah pemantauannya,” ucap guru pengajar PPKN.
Kesuksesan tersebut membuat dirinya kini bisa menerapkan berbagai program lingkungan di sekolah. Diantaranya pembibitan tanaman sayur di taman belakang, pengolahan sampah organik dengan keranjang komposter, tim lingkungan dan beberapa pokja khusus.
Disampaikan oleh guru lulusan S1 Universitas Muhammadiyah Surabaya, dari banyaknya kegiatan lingkungan yang mulai tampak hasilnya adalah pengolahan sampah organik maupun non organik. “Yang penting saya ikhlas dan senang melakukan segala aksi tentang lingkungan,” tuturnya.
Suka duka selama lebih dari 10 tahun berkiprah di bidang lingkungan disampaikan oleh Nanik, sapaan akrabnya kepada Tunas Hijau. Menurutnya hal yang paling disuka adalah saat dirinya melihat kekompakkan yang tercipta dari tim lingkungan dan melihat apa yang direncanakan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
“Ya dukanya itu saat saya tidak dihiraukan oleh orang lain. Tenaga dan waktu semakin banyak yang terbuang dan mengajak rekan guru untuk sama-sama peduli lingkungan adalah duka saya,” ujar Nanik.
Di tangan dinginnya, banyak lahan kosong yang ada di sekolah diubah menjadi area penanaman tanaman sayur dan hidroponik. Bahkan, tanaman sayur di media tanam hidroponik bisa secara berkelanjutan dipanen dan dijual kepada guru-guru di sekolah.
Pada program wirausaha lingkungan hidup Ecopreneur 2017 yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya serta didukung oleh PT PLN (Persero) Tbk dan Hotel Mercure Grand Mirama, SMPN 3 Surabaya termasuk aktif melakukan penjualan.
Menurut Budi Hartono, kepala SMPN 3, sosok Nanik merupakan sosok yang totalitas dan penuh semangat untuk mewujudkan atmosfer warga sekolah yang peduli terhadap lingkungan. “Kalau tidak ada dorongan dari Bu Nanik, ya pastinya sekolah kami tidak bisa mendapatkan apresiasi sebanyak mungkin dari sekolah-sekolah lainnya,” ujar Budi Hartono.
Rencananya, guru yang rumahnya di Jalan Srikaya 18 Surabaya ini mengupayakan beberapa program sekolah dengan membentuk satgas lingkungan, duta lingkungan, pahlawan hemat energi, komunitas berantas narkoba dan Komcil (komunitas cinta lingkungan). “Saya ingin masing-masing tim yang sudah dibentuk mengetahui tugas dan aksi apa yang akan dilakukan dalam beberapa minggu di depan,” ucap Nanik, guru yang memiliki hobi olahraga. (ryn)