Siti Rahayu, Kepedulian Lingkungannya Bermula 2005

Dasarnya peduli lingkungan hidup, meski kapanpun atau dalam kepemimpinan siapapun, tetap berpartisipasi dalam lingkungan hidup. Itulah Siti Rahayu, guru PKN sekaligus pembina kader lingkungan hidup SMPN 9 Surabaya. Cintanya bisa digambarkan dalam giatnya melakukan pembinaan siswa sampai menjadi kader lingkungan dan pengolahan sampah maupun menghijaukan lingkungan.

Semua berawal tahun 2005, ketika putranya mengikuti program Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2005. Bayu, nama putranya, berhasil menjadi salah satu runner up Pangeran Lingkungan Hidup 2005. Hatinya lantas tergerak untuk memulai aksi yang sama sepertinya putranya.

Sambil mendampingi pelaksanaan workshop lingkungan hidup berbasis Ecopreneur di sekolahnya, Jumat (12/5), guru yang akrab disapa Bu Siti ini, menyampaikan hal yang berkesan selama dia berbakti menjadi pembina lingkungan hidup. Yaitu penerapan inovasi hidroponik di SMPN 9.

“Hidroponik sangat membantu sekolah yang punya keterbatasan lahan seperti SMPN 9 Surabaya dengan lahannya yang sangat terbatas. Serta budidaya tanaman dengan cara hidroponik banyak membuat anak-anak tertarik karena penasaran,” ungkap Siti Rahayu.

Selain itu, perempuan kelahiran Sidoarjo ini menyampaikan kalau sangat mendukung kebijakan lingkungan hidup yang dihasilkan oleh Kepala SMPN 9 Surabaya Ni Ketut Rohani. Diantaranya tentang kantin ramah lingkungan hidup.

“Saya bawa tempat makan dan minum. Kalau satu kesempatan tak membawa, saya membeli di kantin sekolah dengan tidak memakai kemasan plastik atau kemasan sekali pakai yang lainnya,” imbuhnya. Dia juga mengajak seluruh kader lingkungan hidup untuk membawa tempat makan dan minum sendiri setiap hari.

Rencana lanjutnya, guru lulusan Pendidikan Kewarganegeraan pada Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Widya Dharma Surabaya ini, akan menambahkan kelompok kerja budidaya tanaman buah naga di sekolah. Sebab, menurutnya, kota Surabaya saat ini sedang musim kemarau sehingga cocok untuk ditanami tanaman iklim tropis.

“Tempat yang biasanya digunakan untuk menjadi tempat parkir sebelah timur akan saya manfaatkan untuk budidaya tanaman buah naga tersebut,” ujar perempuan kelahiran 1961 ini.

Guru PKN tersebut paling digemari kebanyakan siswa di SMPN 9. Selain paling semangat dengan kegiatan pelestarian lingkungan hidup, Siti dikenal baik dan ramah. Masih teringat dengan jelas di benak Yolanda Tanuwijaya, siswa kelas 7, saat diajak merawat tanaman hidroponik di sekolah. Mulai dari tanaman cabai, sawi serta tanaman kangkung.

Berbeda dengan pengalaman Nadia Febryanti Saputra, siswa kelas 7. Nadia mendapatkan pengalaman diajak menanam cabai di green house menggunakan polibag.  “Banyak sekali yang kami tanam waktu itu. Bareng-bareng dengan kader lainnya,” imbuh Nadia.

Momentum saat bulan Ramadhan, guru PKN ini akan terus menggiatkan kegiatan lingkungan di sekolah dengan berbagai kiat-kiat. Diantaranya merawat tanaman cabai, merawat keranjang komposter serta mengajak kader lingkungan SMPN 9 untuk mengadakan bagi-bagi takjil ramah lingkungan tanpa menggunakan kemasan plastik. Selainnya meningkatkan keimanan juga dapat menggiatkan kepedulian lingkungan, pesannya. (one)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *