DEVINA SYAFA VELLISA, Presiden Direktur Arjulan Company

Devina Syafa Vellisa, namanya. Siswa kelas 5 SDN Ujung IX Surabaya ini mendapat mandat sebagai presiden direktur Student Company Ecopreneur Arjulan sekolahnya. Keberaniannya berkomunikasi di depan banyak orang semakin terasah. Ide-ide kreatif menjalankan perusahaan siswa sekaligus pengelolaan lingkungan hidup banyak muncul darinya.

Setelah bergabung dengan kader lingkungan SDN Ujung IX / 34 Surabaya, banyak hal yang merubah aktivitas dalam kesehariannya. “Saya selalu membawa botol minum yang bisa dipakai berulang kali dan juga kotak makan dengan atau tanpa makanan. Saya selalu mengingatkan ayah dan kakak saya untuk juga melakukan hal yang sama.” kata Devina Syafa Vellisa, yang akrab dipanggil Ivel.

Menjadi kader lingkungan di sekolah merupakan hal yang sangat istimewa baginya. Dia bisa menginspirasi keluarganya untuk menjadi keluarga Zero Waste. Bukan hanya membeli produk kemasan besar di setiap kebutuhan keluarga. “Saya juga meyakinkan keluarga untuk meminimalis sampah plastik di rumah,” tutur Ivel.

Ketika terpilih menjadi calon Putri Lingkungan SDN Ujung IX / 34 Surabaya, dengan yakin dia memilih proyek untuk mengajak warga di kampungnya menanam binahong. “Tanaman bonahong itu saya tanam di pot botol bekas air mineral yang saya berikan, yang saya buat dengan ayah dan mama di rumah,” terang Ivel.

Bukan hanya itu, dia juga mengolah tanaman binahong yang dia tanam menjadi produk olahan menjadi kuliner yang sehat dan bergizi. Diantaranya peyek binahong, tahu isi binahong dan puding binahong. Dia berharap dengan produk olahannya, semua temannya gemar mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

Devina Syafa bersama anggota tim Ecopreneur Student Company Arjulan saat pengumpulan modal

Mengenai Ivel, Eka Fadiyah Wati, guru pembina lingkungan hidup SDN Ujung IX,  menyampaikan bahwa Ivel dalam mengambil keputusan cukup tegas. Diyah mengaku tak salah jika menunjuk Ivel untuk menjadi presiden direktur tim Ecopreneur Arjulan Company.

“Ivel mampu membagi tugas dengan temannya untuk menyelesaikan tantangan ecopreneur tiap pekannya. Dia juga mampu berkomunikasi dengan baik dalam hal sosialisasi ke teman-temannya maupun warga sekitar sekolah,” kata Eka Fadiyah Wati.

Menurut Diyah, Ivel juga selalu mampu meyakinkan teman-temannya untuk benar-benar peduli lingkungan dengan minimal tidak membuang sampah sembarangan. Setiap kali pergi ke pasar bersama mamanya, Ivel selalu mengingatkan dan menyarankan mamanya untuk tak lagi menggunakan kantong plastik.

Ivel, menurut Eka Fadiyah Wati, termasuk siswa yang juga tak ragu mengambil sampah yang berserakan di sekolah maupun di tempat lain. “Dia juga pernah mengatakan kepada teman-temannya bahwa dengan memungut sampah takkan mengurangi kecantikan kita, so let’s do it,” tutur Diyah mengenai Ivel. (eka/ro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *