Belajar Pengolahan Sampah di PDU Jambangan, SMPN 18 Surabaya Dapat Bonus Kompos

Gerakan pengurangan sampah plastik kemasan sekali pakai yang sudah diterapkan di sekolah terutama di kantin dan aturan untuk tidak membawa kemasan plastik masuk ke dalam sekolah berhasil membawa dampak besar bagi SMPN 18 Surabaya. Berbekal gerakan yang sudah dilakukan di sekolah, ratusan orang siswa bersama dengan 10 orang guru pendamping melakukan kunjungan lingkungan ke Pusat Daur Ulang Jambangan dan TPA Benowo bersama Tunas Hijau, Rabu (09/05).

Membawa misi untuk menunjukkan permasalahan lingkungan terutama masalah sampah yang lebih besar dari skala sekolah, yakni warga Surabaya, 100 orang siswa yang terdiri dari perwakilan OSIS, perwakilan kelas dan kader lingkungan ini dibuat takjub dengan proses pengelolaan di PDU Jambangan. 3 hingga 5 ton sampah yang berasal dari limbah rumah tangga warga satu kecamatan ini dipilah dengan menggunakan mesin.

Ratusan siswa SMPN 18 Surabaya juga mendapatkan penjelasan mengenai proses pengolahan sampah organik untuk dijadikan kompos yang bisa diambil oleh warga masyarakat dari kecamatan Jambangan maupun diluar kecamatan, hanya dengan membawa karungnya saja di PDU Jambangan.

Dwijo Warsito, kepala PDU Jambangan, mengatakan bahwa meskipun sampah yang dipilah dijalankan oleh mesin, proses pemilahannya dilakukan manual oleh tenaga manusia. “Karyawan yang memilah berasal dari warga di sekitar PDU ini. Sementara, sampah jenis plastik baik itu kresek, plastik bungkus makanan hingga kertas dan kardus yang sudah dipilah kemudian dipadatkan agar bisa mudah di jual kepada pabrik kertas dan plastik,” ujar Warsito.

Dari penjelasan yang disampaikan oleh kepala PDU Jambangan yang sebelumnya bekerja di bidang pengomposan ini bahwa data terkini untuk klasifikasi jenis sampah yang dihasilkan oleh warga Jambangan adalah 40 % merupakan sampah organik sisa dapur, 40 % sampah nonorganik dan 20 % nya adalah sampah yang tidak bisa diolah. Sampah yang organik akan diproses menjadi kompos dengan metode alamiah membuat gunungan sampah organik menjadi beberapa sesuai dengan waktu pengolahannya.

Guru pendamping lingkugan pada kegiatan study lingkungan mendapatlkan kompos beberapa karung dari petugas PDU Jambangan untuk dibawa ke sekolah

“Kompos yang sudah jadi ini memang gratis bisa diambil oleh siapa saja warga Surabaya. Kalau memang hanya butuh satu dua karung, silahkan langsung ambil Tetapi, kalau untuk satu mobil pick up penuh, prosedurnya harus buat proposal pengajuan dulu ke DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau) terlebih dulu,” imbuh Warsito. PDU Jambangan ini memang dijalankan sebagai depo percontohan untuk pengelolaan sampah pada tingkatan TPS sebelum ke TPA Benowo.

Sarah Cindy, salah seorang siswa kelas 8, mengatakan tidak sia-sia dirinya ikut kunjungan lingkungan hari ini, dirinya banyak mendapatkan pengalamanan dan pengetahuan baru yang tidak diperolehnya di sekolah. “Saya senang sekali karena bisa melihat langsung pengolahan sampah secara mandiri dan besar, meskipun ada bau-bau khas sampah, tetapi anak-anak sudah dihimbau untuk memakai masker jadi semuanya aman kak,” ujar Sarah. Diakhir kunjungan, beberapa orang guru pendamping terlihat meminta kompos organik sebagai hadiah dari PDU Jambangan kepada sekolahnya. (ryn)

Keterangan Foto : Dwijo Warsito, kepala PDU Jambangan menjelaskan mengenai proses pengelolaan sampah anorganik dan organik yang berasal dari warga Kecamatan Jambangan di hadapan ratusan siswa SMPN 18 Surabaya yang melakukan kegiatan study lingkungan, Rabu (09/05).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *