Bukber Sambil Belajar Hidroponik Ala SMPN 19 dan SMPN 40 di Panti Asuhan Roudhotul Jannah
Berbagi kebaikan di bulan Ramadhan, rombongan kader lingkungan SMPN 19 dan SMPN 40 Surabaya belajar tentang cara menanam sayur dengan media hidroponik di Panti Asuhan Roudhlotul Jannah. Kedua sekolah ini tertarik belajar, karena menurut mereka sebagai sebuah tempat tinggal dan tempat belajar, Panti Asuhan yang ada di Jalan Tegal Mulyorejo ini bisa dibilang istimewa karena mempunyai hidroponik dengan beraneka macam teknik.
Tidak hanya sekedar belajar hidroponik saja, baiknya mereka juga mengajak anak-anak Panti Asuhan untuk berbuka bersama sembari memperkenalkan ikon produk ecopreneur sekolah masing-masing. Hal itu disampaikan oleh Anggriyan Permana, aktivis Tunas Hijau, tujuan kegiatan hari ini adalah untuk memberikan sebuah pengalaman baru kepada kader lingkungan bahwa diluar sekolah mereka masih banyak tempat-tempat keren yang bisa dijadikan tempat belajar baru tidak hanya di sekolah.
“Panti Asuhan ini sangatlah spesial di mata saya, karena sebagai panti asuhan yang berani secara mandiri pengelolaan pembiayaan panti didapat dari kegiatan lingkungan seperti bisnis hidroponik yang mereka lakukan. Tidak hanya hidroponik, mereka juga membuat kerajinan tangan memanfaatkan botol plastik bekas untuk dijadikan sovenir,” jelas Anggriyan. Kekaguman itu didasari dengan adanya banyak pesanan dari beberapa tempat seperti Kalimantan yang sudah memesan hidroponiknya.
Karena nilai lebihnya pada hidroponik, Sri Mina Rahayu, pengasuh Panti Asuhan mengajak kader lingkungan untuk mencoba melakukan penyemaian benih tanaman dengan menggunakan media nampan dan rockwool. “Silahkan kalian sebagai tahap awal adalah menyemai benih sayuran sawi dan selada, karena keberhasilan hidroponik yang akan kalian rawat bergantung pada proses penyemaian benihnya. Kalau prosesnya salah misalkan tumbuh kutilang, hasil panennnya juga kurang bagus,” ujar Sri.
Dian Rahmawati, guru pembina lingkungan SMPN 19 begitu antusias untuk belajar hidroponik karena di sekolahnya sudah terdapat instalasi hidroponiknya hanya tinggal proses perawatan tanaman hidroponik. “Selepas kunjungan sore ini, kami berencana untuk berkelanjutan belajar tentang hidroponik di Panti sambil berbagi dengan anak-anak, jadi harapannya segera berkelanjutan dalam waktu dekat untuk workshop hidrponik di Panti,” jelas Dian.
Selain belajar hidroponik, aktivis Tunas Hijau yang juga sekaligus operator Eco Mobile PJB atau mobil edukasi lingkungan hidup keliling mengajak mereka untuk membuat dan mengolah sampah kertas bekas dijadikan kertas baru. Prakteknya, untuk bisa membuat kertas daur ulang harus menyiapkan bubur kertas, frame atau cetakan dan media cetakan untuk kertasnya. “Wah, saya baru kali pertama mencoba membuat kertas daur ulang, memang susah gampang butuh kesabaran,” ucap Riyan.
Menariknya lagi, menu hidangan untuk berbuka puasa merupakan ikon produk Eccopreneur masing-masing sekolah. SMPN 40 yang notabene menjadi peserta terjauh pada kegiatan sore ini dan sudah menyiapkan teh asoka. Andajani, guru pembina lingkungan SMPN 40, mengatakan tujuannya membawa teh asoka adalah untuk mempromosikan produk teh kepada masyarakat sekitar. “Kami senang sekali bisa berbagi dengan mereka, terlebih bisa mempromosikan teh asoka,” ujar Andajani.
Tidak mau kalah, SMPN 19 pun sudah menyiapkan hidangan untuk buka puasa bersama berupa minuman sari pepaya yang menjadi primadona paling disukai anak-anak. Penerapan perilaku ramah lingkungan saat berbukapun terlihat dengan tidak adanya pemakaian plastik kemasan. “Semuanya sudah kami persiapkan agar tidak ada kemasan plastik yang tertinggal, mulai dari membawa mangkok sendiri, membawa kotak makan sendiri dan gelas sendiri-sendiri. (ryn)
Keterangan foto : Rombongan kader lingkungan SMPN 19 dan SMPN 40 belajar hidroponik bersama di Panti Asuhan Roudhlotul Jannah, Mulyorejo dalam kegiatan buka bersama Eco Mobile PJB, Rabu (23/05). Sembari menunggu berbuka puasa atau ngabuburit, kader lingkungan kedua sekolah diajak untuk menyemai benih sayuran.
Alhamdulillah, mesti perjalanan cukup jauh dari ujung barat (Bangkingan) ke ujung timur (Mulyorejo) bukan halangan bagi kami, para aktivis The Asoka Team. ‘Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China’ begitu yang seharusnya kita terapkan. Selalu dan tetap semangat, antusias, sabar, senang, enjoy, dalam mencari/menimba ilmu apapun, di mana pun tempatnya. Senang, asyik, seru, belajar bersama teman-teman/saudara-saudara dari SMPN 19 & Panti Asuhan Roudhotul Jannah.
Perpaduan antara nilai-nilai sepiritual dan sosial, sungguh luar biasa untuk mwnjadikan anak Indonesia menjadi manusia yang insanul kamil
Salut aq dgn kegiatan ini insya allah bubutan 4 sudah meniru dan melakukan kegiatan ini pada hari rabu kemarin tanggal 23 Mei 2018 di dua tempat yaitu berbagi takjil di sepanjang jalan raya semarang bagi kaum duafa dan pengendara yang melintasi kegiatan ini dan berbagi pohon cincau kepada bu RT warga tembok lor yang nota bene adalah adopsi kampung biopori binaan SDN BUBUTAN 4 dan ditutup dgn buber bersama dan sholat tarawih. Kegiatan ini sangat baik dan meningkat rasa kepedulian sosial pd sesama dan ketaqwaan kita sbg umat rosulullah saw serta meningkatkan pahala amal ibadah kita terlebih lg di bulan ramadhan yg suci dan barokah ampunan.aamiin
Banyak ilmu dan pengalaman yang bisa didapat ketika kita berkegiatan lingkungan. Memanfaatkan potensi yang ada menjadi sumber modal seperti yang dilakukan Panti Asuhan Roudhlotul Jannah adalah pilihan yang luar biasa. Bermodal ketekunan, hidroponik dapat menjadi ide usaha yang menjanjikan keuntungan.
Kolaborasi ysng luar biasa Tim lingkungan SMPN 19 dengan sari pepeyanya dan Tim Adoka dengan sativAsokanya. BERKOLANOTASI belajar bersama untuk tujuan yang sama Semoga ini menjadi insfirasi sekolah lainya. Tetap semangat saudaraku untuk menjaga bumi ini.