Dian Rahmawati, Libatkan Keluarga dalam Program Lingkungan
Pameran atau bazar wirausaha lingkungan hidup sekolah-sekolah (Ecopreneur) 2018 pada Festival Jaga Bhumi, Minggu (29/4), menyisakan banyak cerita. Tidak hanya cerita mengenai semaraknya bazar yang diikuti oleh beberapa sekolah ecopreneur 2018 Surabaya.
Cerita betapa Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri dan beberapa menteri yang mengagumi produk-produk ecopreneur yang disajikan oleh sekolah-sekolah juga terus indah untuk selalu diingat. Dian Rahmawati, guru pembina Ecopreneur 2018 SMPN 19 Surabaya, memiliki cerita yang berbeda terkait pelaksanaan bazar ecopreneur di Jalan Tunjungan itu.
Dian Rahmawati mengajak kakak dan adik kandungnya untuk membantu menyiapkan stan bazar ecopreneur pada festival itu. “Kami berangkat jam 03.00. Alhamdulillah sholat subuhnya di masjid depan gedung Siola. Sempat deg-degan karena berada di tengah para lelaki yang menata panggung, sementara saya dan adik mengenakan cadar,” tutur Dian.
Dian sempat merasakan hal yang kontras pada Minggu dini hari itu. “Kontras banget. Wanita bercadar keluyuran tengah malam di antara lelaki yang bukan mahrom. Tapi, alhamdulillah ada makrom kakak laki2 saya yang menemani karena pas itu suami kurang enak badan. Niatnya ya untuk kebaikan, jadi rasa takutnya hilang,” kata Dian.
Stan bazar ecopreneur SMPN 19 Surabaya pada Festival Jaga Bhumi itu menjual produk ikon sari pepaya. “Stan kami juga memamerkan sampah plastik yang menjadi tiket bus Suroboyo. Kami juga memamerkan program peduli jelantah yang banyak mendapat apresiasi dari tamu para penerima Kalpataru,” ujar Dian.
Dian dikenal kerap mengajak keluarganya untuk ikut serta berkampanye lingkungan hidup. “Awalnya, khusus untuk suami belum bisa menerima begitu saja dengan hal berbau sampah. Alhamdulillah lama-lama sangat mendukung. Malah saya dibuatkan bunker pengomposan sampah organik di rumah,” terang guru yang pernah mendapatkan penghargaan Eco Teacher of the Year 2015 ini.
“Saya senang masak di rumah, maka sisa potongan sayur saya jelas banyak. Kalau diolah dengan menggunakan keranjang takakura kurang ngatasi. Saya mengolahnya di bunker khusus buatan suami,” jelas Dian Rahmawati. Bunker Dian letaknya diantara kolam ikan dan taman mini. “Bukan bunker untuk bersembunyi,” tambahnya.
Dian Rahmawati menuturkan bahwa anak-anaknya juga sangat mendukungnya berdakwah melalui aksi lingkungan hidup. “Kalau anak-anak saya mendukung banget. Malah yang nomor 2 kalau ngantar saya ngangkut sampah pake mobil hidungnya sudah biasa dengan baunya sampah,” cerita guru kelahiran 22 Oktober 1965 ini. (ron)
Alhamdulillah…sip bu..bisa diterapkan juga untuk keluarga guru semuanya. sukses selalu bu
Sebagai guru sll bisa menjadi teladan di mana pun. Baik di sekolah, di warga sekitar sekolah, apalagi dalam lingkungan keluarga di rumah. Orang-orang yg terdekatlah yg pertama dan lebih cepat terkena virus kepedulian terhadap lingkungan yaitu keluarga. Begitu pun yg dilakukan oleh Bu Dian sbg penggerak lingkungan di SMPN 19 & di lingkungan orang-orang terkasih di rumah. Semangat selalu Bu Dian.
Semangaat itu bu Dian Tim penggerak Lingkungan smpn19. Kreasi inovasi dari keluarga yg harmonis uk mjdi motivator bagi kami srmua para guru uk sll siap dan peduli lingkungan. Selamat dan sukses sll uk bu Dian