Eco Mobile PJB Sosialisasikan Penghematan Energi Listrik Dan Pengolahan Sampah Organik
Sosialisasi aksi penghematan energi listrik dari Ecomobile PJB menjadi salah satu rencana kongkrit SMPN 3 Surabaya menyelamatkan kondisi lingkungan hidup di jaman now, Jumat (11/5). salah satu aksi yang dicanangkan Komcil Spegabaya atau kader lingkungan SMPN 3 dengan membentuk tim patroli alat elektronik dengan keliling kelas, mengusulkan pembelajaran di luar kelas dan mengenalkan teknologi pembangkit energi listrik ramah lingkungan yaitu panel surya.
Ecomobile PJB merupakan kendaraan edukasi lingkungan hidup keliling yang memiliki fasilitas pembangkit tenaga listrik panel surya 400watt dimanfaatkan untuk menyalakan monitor dan pengeras suara ketika edukasi. “Ketika matahari aktif menyinari dari pagi sampai sore, otomatis panel surya akan mengubahnya menjadi energi listrik yang kemudian disimpan ke baterai. Untuk mengkonsumsi energi listrik harus dibantu dengan peralatan elektronik konverter,” terang Anggriyan Permana ke kader Komcil Spegabaya, senior aktivis Tunas Hijau.
aktivis yang akrab disapa Ryan menuturkan penghematan energi listrik harus dijadikan gaya hidup yang kekinian, sehingga sejak dini harus dikenalkan mana yang menjadi tanggung jawab terhadap kondisi lingkungan hidup imbuhnya. “Ini salah satu mainan anak-anak yang menggunakan panel surya sebagai energi penggeraknya. Jadi ramah lingkungan dan hemat jadi tidak perlu takut boros beli baterai,” ujar aktivis yang memiliki hobi bermain musik.
Disela-sela sosialisasi aksi penghematan energi listrik, tim Ecomobile PJB mengevaluasi sistem pengolahan sampah organik yang menggunakan keranjang dan tong. Belasan keranjang komposter berjajar rapi, menunggu tangan-tangan terampil. “Keranjang komposter ini sebagian tidak terawat harus digiatkan kembali ya Adek-Adek. Selain itu pengolahan sampah organik khususnya sisa makanan menggunakan keranjang komposter memang perlu perhatian khusus karena berhubungan dengan bau. Salah bisa menghasilkan bau yang tidak sedap disekitar lingkungan dekat keranjang,” jawab Ryan.
Salah satu kader Komcil Spegabaya Vito Egi Nandriansyah, siswa kelas IX merencanakan akan menggalang partisipasi dari kader mulai dari kelas VII sampai IX untuk menggiatkan kembali aksi pengolahan sampah organik khususnya pengolahan sampah organik sisa makanan. “Nanti kita berdiskusi dengan bu Nanik untuk mempercepat penanganannya Kak,” imbuh siswa yang kerap disapa Vito. Vito merupakan salah satu siswa berprestasi pernah menjadi salah satu perwakilan siswa dari Kota Surabaya untuk program pertukaran pelajar ke Negera Korea Selatan.
Pengolahan sampah di kantin akan menjadi lebih mudah jika melibatkan partisipasi pedagang di kantin dan siswa. “Jangan bosen mengajak pedagang kantin karena meski susah itu termasuk jalan utama. Paling mudah adalah meminta untuk memilah sampah organik nya dan mengurangi penggunaan plastik baik sebagai kemasan maupun sedotan,” terang Ryan. (One)