Janny Mudjijanto, Pejuang Lingkungan Hidup Anti Mengeluh Jaman Now

Kepedulian lingkungan hidup harus ditanamkan sejak usia dini. Alasan itu mendorong guru SDN Tanah Kalikedinding I ini Surabaya untuk menggiatkan kegiatan lingkungan hidup yang dimulainya dari sekolah. Janny Mudjijanto, namanya.

“Maestro Lingkungan Hidup”, merupakan julukan dari rekan-rekan guru pembina lingkungan hidup dari sekolah lain saking giatnya dalam menjalankan setiap aksinya. Aksinya meliputi menghutankan sekolahnya, pengolahan sampah dan mengajak warga sekolah untuk melestarikan lingkungan hidup. Semua dilakukan tanpa mengeluh.

Dalam menjalankan aksinya, Janny tak pandang bulu dalam setiap kali mengajak orang untuk berpartisipasi. Siswa, guru, kepala sekolah, walimurid, petugas kantin dan warga sekitar sekolah juga tak luput dari targetnya. Terakhir aksi yang dilaksanakan adalah realisasi tantangan final program wirausaha lingkungan hidup Ecopreneur 2018 yang digagas oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya.

“Pada tantangan final Ecopreneur 2018, kami mengajak warga sekolah dan sekitarnya pada awal Ramadhan 1439 Hijriyah untuk kerja bakti di kampung sekitar sekolah. Aksi ini untuk meningkatkan kebersihan, kerukunan dan rasa memiliki warga sekitar,” ungkap guru kelahiran 1968 ini.

Selain menjadi guru, Janny merupakan seorang sastrawan. Impian sejak kecilnya adalah bercocok tanam. “Karena negara kita dulu terkenal dengan agrarisnya dan pernah dijuluki lumbung padi asia,” ujar Janny Mudjijanto.

Sehingga tidak aneh bila sekolah yang berlokasi di Jalan Kalilom Lor Indah Nomer 1 – 3 Surabaya ini penuh dengan pertanian dengan sistem hidroponik, roof garden, wall garden, budidaya ikan, tabulampot dan budidaya tanaman berkhasiat obat. Janny menuturkan semua itu tercipta karena kerjasama kepala dan seluruh elemen sekolah.

Guru berperawakan kurus, tinggi dan kulit sawo matang ini ternyata sangat tidak suka dengan orang-orang yang merokok sembarangan. Dia juga tidak suka dengan orang yang membuang abu dan puntung rokoknya sembarangan.

“Saya sangat kesal bila melihat puntung rokok yang dibuang sembarang. Karena kita semua paham puntung rokok itu terurai oleh tanah butuh puluhan tahun,” terangnya. Salah satu program yang berhubungan dengan larangan rokok di sekolah adalah denda kepada warga sekolah yang merokok dan membuang puntung rokok sembarangan.

Salah satu program sekolahnya yang dinilai berhasil, menurut Janny, adalah program satu siswa satu tanaman. “Setiap siswa SDN Tanah Kalikedinding I Surabaya baru diwajibkan menyumbang satu tanaman untuk penghijauan di sekolah dan sekitar. Bisa pohon produktif, tanaman obat, sayuran atau hias,” tutur guru yang aktif di lingkungan hidup sejak 2012.

Janny mengaku kesuksesan menangani program lingkungan di sekolahnya tak lepas dari partisipasi dari kader lingkungan. Arkensi merupakan tim bentukannya yang menjadi kunci utama dalam menggencarkan kegiatan lingkungan hidup di sekolahnya.

Seperti menggencarkan program larangan membeli makanan dalam kemasan plastik dan sterofoam. “Arkensi harus membawa bekal dari rumah dengan kemasan yang berulang kali pakai, memilah sampah di setiap kelas dan penghijauan di sekolah,” ujar Janny.

Janny mengaku bahwa setiap program lingkungan yang diluncurkan memiliki tantangan yang berbeda. “Penghijauan di sekolah memiliki tantangan pada ketersedian air untuk menyirami. Apalagi ketika musim kemarau, tukang kebun kami kesusahan sering kali habis airnya. Terpaksa beli atau menunggu tengah malam,” imbuh Janny.

Guru yang hobi membaca ini mengajak setiap guru untuk bisa berinovasi dalam mengajar. Sama halnya juga bila menjadi pembina lingkungan hidup. Menjadi pembina lingkungan hidup itu mempunyai amanah yang harus dikerjakan dan dikembangkan.

“Saya suka dengan guru-guru yang bersihan dan gemar merawat tanaman. Apalagi bisa memanfaatkan barang bekas jadi karya,” sahut Janny. Dan tentunya harus bisa menerapkan budaya lingkungan hidup di tempat tinggal. “Kalau saya di rumah mengolah sisa makanan dengan keranjang takakura dan memilah sampah,” imbuh Janny Mudjijanto. (*)

Penulis: Satuman Saluki

Penyunting: Mochamad Zamroni

17 thoughts on “Janny Mudjijanto, Pejuang Lingkungan Hidup Anti Mengeluh Jaman Now

  • Mei 26, 2018 pada 08:24
    Permalink

    Pak janny memang sipp ?

    Balas
  • Mei 26, 2018 pada 08:29
    Permalink

    Amazing, pak Janny Mudjijanto memang betul-betul teladan bukan untuk siswanya saja melainkan juga untuk rekan-rekan guru pembina yang lain. Kalimat positif selalu beliau sampaikan untuk mensuport dan memotivasi orang lain. Semoga semakin sukses pak Janny.

    Balas
    • Mei 28, 2018 pada 09:42
      Permalink

      Untuk Bunda Siti Indayati……….terimaksih atensinya , kita sama-sama belajar dan saling mengisi apa-apa yang belum saya ketahui, semuanya saling membantu, itulah yang saya rasakan bersama teman-teman penggiat lingkungan.

      Balas
  • Mei 26, 2018 pada 08:40
    Permalink

    Panutan kita semua. Semoga semua yg dilakukan jadi ladang pahala bagi panjenengan, amin.

    Balas
  • Mei 26, 2018 pada 08:42
    Permalink

    Panutan kita semua. Semoga semua yg dilakukan jadi ladang pahala bagi panjenengan, amin

    Balas
  • Mei 26, 2018 pada 08:51
    Permalink

    Kalo untuk orang yang satu ini memang ?gak diragukan lagi kesetiaan dan dedikasinya untuk lingkungan hidup, siapa yg gak kenal dia, ini dia senior para pendekar lingkungan hidup akhirnya muncul yg mempunyai banyak pengagum…anda mmg super layak dapat bintang…anda inspirasi bagi kami2 ini untuk menimba ilmu panjenengan..selamat

    Balas
    • Mei 28, 2018 pada 09:40
      Permalink

      Untuk pak Imam, terimakasih suportnya, saya sendiri banyak belajar dari Uploadan jenengan yang selalu aktif di unggah di medsos. Bravo untuk Pak Imam Subroto

      Balas
  • Mei 26, 2018 pada 08:52
    Permalink

    Alhamdulillah… Terimakasih Tunas Hijau Indonesia dan seluruh penggiat lingkungan. Saya sendiri masih dalam tataran belajar, dengan bergabung dwngan Tunas Hijau ini saya sedikit demi sedikit faham akan artinpentingnya pelestariam alam, karena kelestarian alam sangat berdampak pada sendi-sendi kehidupan manusia secara global, cuma saya sendiri tidak bisa banyak berbuat, maka dari itu dengan bergabung dengan Tunas Hijau Indonesia maka semakin luas jaringan yang berkaitan dengan lingkungan dan aktif mengikuti event-event yang berkaitan dengan lingkungan dan yang paling penting menambah persaudaraan dengan para penggiat lingkungan se-Surabaya.

    Terimakasih untuk semuanya.

    Balas
  • Mei 26, 2018 pada 18:17
    Permalink

    Salam lestari bumi. Pak Janny memang hebat , tidak ragu lagi jika satu sisws satu tanaman sampai kewalahan menyiran saat musim kemarau.Pak Janny jika musim kemarau bisa disiasati setiap siswa membawa air dari rumah bisa air cucian beras .
    Pak Janny tetap semangat gih buat lingkungan berkualitas semoga Pak Janny dan tim lingkungan sekolah Bapak semakin hebat .

    Balas
  • Mei 26, 2018 pada 21:51
    Permalink

    Pak Janny dan tim Arkensinya bagai dua sisi mata uang, yang tak terpisahkan dan tidak dapat dipisahkan. Coba bayangkan jika salah satu sisi mata uang itu tidak ada. Baik mata uang koin maupun kertas. Tentunya uang tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat penukar, tidak dapat berfungsi, tidak ada manfaatnya. Begitulah Pak Janny & Arkensi.

    Balas
  • Mei 27, 2018 pada 13:08
    Permalink

    Sosok yang hebat dan patut menjadi panutan. Sangat peduli lingkungan, dan saya adalah salah satu orang yang pernah ditolongnya.
    Semoga kita bisa seperti beliau yang selalu bersemangat dan telaten serta sabar.

    Balas
  • Mei 28, 2018 pada 09:39
    Permalink

    Baru kali ini membaca komentar dari Bunda Tyas. Sama-sama Bunda, apalah arti hidup kalau tidak saling menolng terhadap sesama. Semoga jenengan sehat selalu.

    Balas
  • Mei 28, 2018 pada 09:53
    Permalink

    Salam Hormat Suhu
    Pak Janny sangat menginspirasi kami kaum muda yang masih perlu belajar

    Pengalaman yg beliau miliki dibidang lingkungan tidak pelit ditularkan ke siapapun

    Semoga tetap sehat dan semangat
    istoqomah merawat bumi agar tetap lestari

    Balas

Tinggalkan Balasan ke Janny Mudjijanto Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *